Love Parade yang seharusnya seharusnya menjadi sebuah festival damai dan sukacita bagi orang-orang muda di negara Jerman langsung berubah wujud menjadi kota tragedi yang tragis dan menyeramkan. Di mana sedikitnya terdapat 19 korban yang tewas akibat berdesak-desakan di sebuah festival musik di Duisburg, Jerman. Jumlah korban yang luka-luka ketika terjadi kericuhan saat festivel “Love Parade 2010” pada hari Sabtu (24/07), juga meningkat hingga 400 orang.
Love Parade sendiri pertama kali diselenggarakan di ibukota Jerman, Berlin, pada tahun 1989.
“Love Parade seharusnya menjadi sebuah festival damai dan sukacita bagi orang-orang muda dari kawasan ini dan sekitarnya,” kata Walikota Duisburg Adolf Senior Sauerland.
“Sayangnya, sekarang acara ini dianggap sebagai salah satu tragedi besar dalam sejarah kontemporer di dalam kota. Saya sangat terguncang,” lanjutnya.
Dia mengatakan kota tersebut telah menempatkan “rencana keamanan yang solid” dan sekarang mereka harus memulai penyelidikan mengapa insiden itu terjadi.
Carsten Lueb – seorang wartawan dari CNN berkantor di NTV- mengatakan bahwa sekitar 1,4 juta orang muncul di festival popular tersebut, dengan menampilkan puluhan musik techno yang diputar para DJ selama berjam-jam.
Pihak penyelenggara mengira hanya 700.000 sampai 800.000 peserta saja yang hadir, sehingga mereka membuka tempat acara tambahan untuk menampung lebih banyak orang.
Kekacauan yang mematikan itu terjadi di sebuah terowongan antara tempat acara utama dan kawasan ekspansi.
Saksi mata mengatakan, bahwa orang-orang yang masuk ke terowongan dari kedua belah pihak sampai penuh sesak yang membahayakan. Kepanikan terjadi ketika para penonton festival mulai kehilangan kesadaran karena mereka bertabrakan dinding dan satu sama lainnya.
Setelah kepanikan, sederetan kendaraan darurat, termasuk helikopter, dapat dilihat parkir di jalan raya menuju ke lokasi festival, membawa pergi orang yang luka-luka dalam kekacauan. Festival itu sendiri, bagaimanapun, tetap berlanjut.
Polisi khawatir bila mengakhiri acara musik tersebut akan menyebabkan kerusuhan lebih lanjut di antara kerumunan besar.
Saksi juga mengatakan kepada NTV bahwa polisi memperingatkan paling tidak satu jam sebelum kejadian bahwa terowongan tersebut berbahaya karena penuh sesak. NTV melaporkan bahwa ada 1.400 polisi berada di tempat untuk memantau acara tersebut.
Festival itu seharusnya berlangsung dari pukul 2 siang hingga tengah malam. Namun pada malam hari, pintu masuk dan jalan yang berdekatan tetap ditutup. Ribuan orang di dalam tempat tersebut masih terus menari, tapi banyak juga yang terlihat meninggalkan daerah itu. (Evyta)
Foto : cina.org