MAKASSAR, BKM — Front Pembela Islam (FPI), Sabtu (25/6) malam menyisir sejumlah tempat hiburan malam (THM) di Jalan Nusantara, Makassar. Penyisiran dilakukan FPI untuk mengklarifikasi rumor adanya berbagai setoran atau sumbangan dari pengelola THM yang mengalir ke salah satu ormas Islam.
FPI mendatangi pengelola THM untuk mempertanyakan kebenaran rumor itu. Saat melakukan penyisiran, ormas dengan ciri sorban putih hijau ini dikawal aparat kepolisian dari Polsekta Wajo dan Polres Pelabuhan.
Penyisiran berjalan tertib, namun sempat membuat panik para pramuria dan pengunjung THM. Rombongan FPI yang berjumlah belasan orang itu datang dengan menggunakan sepeda motor.
Saat memasuki THM, pengunjung tampak berhamburan meninggalkan ruangan. Ada yang meninggalkan minuman di atas meja begitu saja, sebagian lainnya kabur lewat pintu samping.
Para pramuria juga tampak panik. Mereka mengira FPI akan melakukan razia. Pramuria yang tadinya berkeliaran di pinggir jalan, bergegas pergi menjauh.
FPI dipimpin langsung ketua Laskarnya Abd Rachman.
Abd Rachman saat ditemui mengemukakan, kedatangannya ke THM bukan bermaksud melakukan razia. Tapi memberikan imbauan kepada pengelola THM agar tidak melayani permintaan sumbangan atau semacamnya kepada pihak-pihak yang mengatasnamakan FPI.
”Kami sangat mengutuk oknum yang mengatasnamakan FPI meminta sumbangan ke THM. Misi FPI jelas, untuk menegakan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Kami tidak akan pernah menerima sumbangan atau mengambil keuntungan dalam bentuk apapun dari pihak THM,” tegas Rachman.
Dari sekian pengelola THM yang didatangi, rata-rata mengaku belum pernah ada oknum yang meminta sumbangan dengan mengatasnamakan FPI. ”Kami pihak THM sangat berterima kasih kepada anggota FPI telah datang memberikan informasi tersebut. Selama ini belum ada, tapi dengan imbauan itu, kami makin yakin tidak ada oknum dari FPI,” kata salah seorang pengelola THM.
Wakapolsek Wajo AKP Nur Salam, yang mendampingi FPI malam itu menyampaikan, kedatangan anggota FPI di THM bukan melakukan razia pramuria, melainkan memberikan informasi kepada sejumlah pemilik THM jika ada oknum dari ormas lain datang meminta sumbangan mengatasnamakan anggota FPI segera dilaporkan ke pihak berwajib. “FPI ingin agar oknum-oknum yang merusak citra FPI dilaporkan ke polisi,” ujar Nur Salam.
Legislator Partai Golkar DPRD Makassar Rafiuddin Kasude, berpendapat, reaksi FPI pada dasarnya adalah aspirasi dari masyarakat. Hanya saja, langkah-langkah yang dilakukan harus tertib dan menjauhi tindakan anarkisme.
“Karena kalau tidak, bisa muncul persoalan baru. Silakan saja FPI bersikap, tapi ya jangan anarkis. Biarlah aparat yang bertindak, ormas hanya mengawal saja,” papar Rafiuddin.
Menurutnya, dalam negara demokrasi pelibatan masyarakat itu penting. Apalagi ormas memegang peran penting dalam menjaga ketertiban.
Karena itu, hendaknya setiap langkah yang dilakukan FPI harus bisa dipertanggungjawabkan. Artinya kata Rafiuddin, tidak keluar dari koridor hukum.
“Negara kita kan negara hukum. Tidak boleh ada tindakan yang menyalahi prosedur hukum. Hukum harus dijunjung tinggi,” katanya.
Sebaliknya, menurut Rafiuddin, dengan tindakan prontal yang dilakukan FPI bisa memicu persoalan baru. Bahkan masyarakat atau pihak lain bisa melakukan perlawanan. “Akibatnya akan terjadi benturan. Ujung-ujungnya yang rugi masyarakat juga,” ujarnya.
Karenanya, ia meminta FPI dalam menjalankan fungsi pengawasan sosialnya di masyarakat, mengedepankan pendekatan persuasif. “Jadi kalau ada kegiatan turun lapangan untuk melakukan razia sebaiknya dikoordinasikan dengan aparat selaku pihak yang bertanggung jawab. Tidak boleh ada ormas yang jalan sendiri dan seolah-olah mengambil alih tugas aparat,” kunci Rafiuddin.
Sumber: beritakotamakassar.com