Aksi buruh di Medan berjalan dengan aman. Tidak ada tindakan anarkis yang dilakukan para buruh saat melakukan aksinya di beberapa tempat di Medan. Ratusan buruh yang tergabung dalam beberapa kelompok buruh membacakan pernyataan sikapnya di gedung DPRD Sumut. Para pengunjukrasa terpusat di depan kantor DPRD saat melakukan peringatan May Day, Senin (2/5). Pengunjuk rasa diterima oleh anggota Komisi E DPRD Sumut, Sopar Siburian.
Pembacaan pernyataan sikap para buruh didengarkan dengan seksama oleh Anggota DPRD Sumatera Utara. Sementara di lokasi gedung terlihat puluhan aparat keamanan dari kepolisian berjaga-jaga mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Dalam orasinya, massa buruh menuding pemerintahan SBY-Boediono sudah gagal mensejahterakan rakyat. Karenan SBY-Boediono tetap menagabdi kepada rejim kapitalisme Amerika Serikat. “Sampai detik ini, mereka masih menjilat kepada kaum pemodal atau investor,” kata orator dalam orasinya.
Saat membacakan orasinya, ternyata kehadiran Sopar Siburian dan dua anggota DPRD Sumatera Utara ditolak oleh massa. Massa menuntut agar ketua DPRD Sumatera Utara dihadirkan menerima massa.
Sementara itu, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan bergabung bersama Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) 1992 Korwil Sumatera Utara melakukan aksinya di depan Kantor Balai Kota Medan.
Menurut catatan AJI Medan selama 2010-2011 sebanyak 15 kasus kekerasan terhadap wartawan terjadi di Sumatera Utara. Rika Yoes, Ketua AJI Medan mengatakan pembiaran pelaku kejahatan dari tanggung jawab hukum menjadi penyebab utama meningkatnya kekerasan terhadap jurnalis.
“Maraknya kekerasan juga membuktikan masih lemahnya perlindungan hukum terhadap jurnalis. Jurnalis Juga Buruh!,”katanya.
AJI juga menyayangkan masih adanya media yang tidak memberikan fasilitas asuransi bagi jurnalisnya. Tidak adanya asuransi membuat jurnalis juga keluarganya tidak mendapatkan perlindungan secara sosial maupun finansial.
Pantauan SWATT Online di lapangan, terlihat juga Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan Pangdam I/Bukit Barisan Leo Siegers memantau aksi buruh di Lapangan Merdeka Medan, Senin (2/5).
Aksi dalam demo yang diikuti ratusan buruh berasal dari Serikat Buruh Sejahtera Indonesia SBSI (1992) dari Medan dan Deli Serdang. Aksi SBSI bergabung dengan AJI Kota Medan, FJPI, KontraS Sumut, Teplok, dan lain sebagainya.
Sebelumnya, Minggu (1/5) dalam rangka memperingati Hari Buruh Sedunia (May Day) ada sekitar 3.000 buruh dari 10 serikat pekerja di Kota Medan melakukan aksi damai. Para buruh tersebut mengikuti kegiatan gerak jalan bersama sejumlah unsur musyawarah pimpinan daerah setempat. Kegiatan gerak jalan itu dimulai dari Lapangan Merdeka Medan, melintasi Jalan Ahmad Yani, Jalan Hindu, Jalan Pengadilan, Jalan Maulana Lubis, dan kembali ke Lapangan Merdeka.
Walikota Medan, Rahudman Harahap mengatakan, pihaknya memfasilitasi aksi damai tersebut. Hal ini tak lepas dari komitmen untuk menciptakan kondusifitas di Kota Medan. Rahudman juga menyebutkan, pihaknya akan tetap mengupayakan pemenuhan hak-hak buruh.
Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (K-SBSI) Kota Medan, Usaha Tarigan mengatakan, aksi damai tersebut diperkirakan lebih mampu menyalurkan aspirasi buruh. Menurutnya, selama ini, peringatan Hari Buruh Internasional yang dilaksanakan dengan demonstrasi dinilai kurang memberikan manfaat meski mengerahkan anggota dalam jumlah besar. (mes)
Foto : James P Pardede.