Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, mengeluarkan letusan keras 107 kali dan kegempaan cukup kencang sehingga kaca rumah warga di sekitar Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, bergetar. “Kemarin dan sampai sekarang, kadang kaca rumah saya sering bergetar akibat letusan dan gempa yang terjadi di Gunung Anak Krakatau,” kata Marwiyah, salah satu warga Desa Pasauran, Selasa (21/12).
Dia menjelaskan, kaca rumahnya bergetar akibat letusan dan gempa Gunung Anak Krakatau sering terjadi, sejak gunung tersebut berstatus waspada atau level II. “Seingat saya, sejak akhir bulan Oktober lalu, kaca rumah saya sering bergetar,” katanya. Namun getaran yang disebabkan oleh aktivitas gempa Gunung Anak Krakatau tak sampai membuat rumahnya rusak.
Siti Humemah, warga Desa Pasauran lainnya, mengaku sedikit khawatir dengan letusan dan aktivitas kegempaan gunung berapi itu. “Kadang saya sering melamun dan menanggis sendiri, karena saya di sini tinggal sebatang kara,” katanya.
Data dari Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau menyebutkan, sepanjang Senin kemarin, total kegempaan yang terjadi di gunung itu sebanyak 673 kali. Meliputi vulkanik dalam (VA) 32 kali, vulkanik dangkal (VB) 163 kali, letusan 107 kali, tremor letusan 123 kali, tremor harmonik tiga kali, dan embusan 245 kali.
Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang Anton S. Pambudi menjelaskan, statusnya gunung tersebut sampai sekarang masih pada level II atau waspada. “Jumlah kegempaan yang terjadi selama kemarin 673 kali dan letusan 107 kali,” katanya. Ia juga menjelaskan, kemarin, Gunung Anak Krakatau mengeluarkan asap berwarna kelabu setinggi 700 meter, mengarah ke utara dan selatan.
Sumber: liputan6.com