MAKASSAR, BKM — Seorang anggota geng motor, Halisan alias Bagong (28), tewas ditembak, Minggu (3/7) dini hari, usai menyerang dan menusuk seorang anggota polisi, bernama Briptu Syukur, saat berusaha membubarkan balapan liar di Jalan Veteran Selatan, Makassar. Bagong diterjang peluru di bagian kepala.
Pemuda ini sempat dilarikan ke RS Bhayangkara, namun nyawanya tak tertolong. Setelah mendapatkan pertolongan selama hampir satu jam, Bagong mengembuskan napas terakhir.Menurut keterangan salah seorang tim dokter yang menangani korban, korban meninggal diduga kuat akibat peluru yang bersarang di kepalanya dan mengenai otak kecilnya.
“Kami tidak dapat berkomentar banyak soal itu. Tapi kuat dugaan korban meninggal dunia akibat luka tembak yang mengenai otak kecil Bagong,” ujar perawat yang minta identitasnya dirahasiakan.
Dari tangan korban, polisi mengamankan sebilah badik yang digunakan menusuk Briptu Syukur. Sedangkan Syukur yang terkena tikaman di bagian paha, juga dilarikan ke rumah sakit karena mengalami pendarahan hebat.
Kepolisian mengonfirmasikan, penembakan yang dilakukan Syukur terhadap Bagong sebagai pembelaan diri. Syukur merasa keselamatannya terancam saat Bagong menyerang dan menikamnya lebih dulu dengan badik.
“Saya berusaha mengamankannya karena menggenggam badik. Tapi dia malah melawan meski sudah saya katakan dari kepolisian. Tiba-tiba saja dia menusuk saya,” ujar Syukur yang ditemui di RS Bhayangkara.
Syukur pun kemudian berusaha mengambil badik di tangan tersangka. Hanya saja, bukannya tenang, Bagong justru makin beringas dan dengan membabi buta kembali menyerang Syukur. Hingga, anggota polisi itu terkena tikaman di paha.
Merasa keselamatannya terancam, Syukur terpaksa melepaskan tembakan peringatan. Namun tak diindahkan Bagong. Akhirnya, ia menembak pria itu tepat di kepala, membuatnya tersungkur di jalanan.
Kepala Unit P3D Polrestabes Makassar AKP Djoko yang ditemui di RS Bhayangkara mengatakan, pihaknya tetap akan melakukan pengusutan terkait penembakan itu. Meski alibinya pembelaan diri, namun tetap harus diteliti kemungkinan lain dari insiden itu.”Informasinya, anggota polisi itu membela diri karena ditikam. Namun demikian kita tetap akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, itu sudah prosedur,” ungka Djoko. Aksi geng motor ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi. Sepanjang 2010, geng motor melakukan serangkaian kejahatan di jalanan.
Pertengahan 2010, mereka membuat onar di Jalan Veteran Selatan saat polisi membubarkan balapan liar. Saat itu, dua pria berambut cepak yang diduga aparat, turut terlibat dalam balapan liar. Mereka sempat merampas motor yang diamankan polisi hingga nyaris terjadi kontak fisik.
Awal 2011, sekelompok geng motor juga terlibat perampasan pistol milik polisi saat balapan liar dibubarkan di Sungai Saddang.
Selanjutnya, akhir Juni lalu, sekelompok geng motor kembali terlibat bentrok dengan warga di Jalan Onta-Ratulangi. Dalam bentrokan ini sejumlah geng motor dan warga terluka.
Malam itu juga geng motor dilaporkan merampas motor milik warga di Jalan Rajawali.
Sejak peristiwa ini, aparat Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar membentuk tim operasi geng motor. Tim ini melibatkan reserse, intelijen dan samapta.
Sasaran tim ini adalah mengatasi balapan liar yang meresahkan warga. Balapan liar diduga melibatkan para geng motor.
Tak hanya itu, tim reserse juga menyelidiki kemungkinan adanya keterkaitan antara jaringan penjamret dengan geng motor yang melakukan aksi kejahatan di jalanan.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Makassar AKBP Hidayat, mengatakan, sasaran pihaknya adalah mengatasi aksi balapan liar di jalanan. “Kita memang gencar menekan aksi-aksi meresahkan itu. Soalnya mereka tidak saja terlibat balapan liar, tapi juga kejahatan lain di jalanan,” katanya.
Menurut Hidayat, sejumlah titik balapan liar setiap malam dijaga aparat.
Sumber: beritakotamakassar.com