
Pada seminar internasional ‘Rethinking Emerging Forces 60 Years After the Bandung Conference’ pada Selasa 27 Oktober 2015 diumumkan bahwa arsip nasional mengenai Konferensi Asia Afrika (KAA) telah resmi masuk menjadi Warisan Dunia UNESCO.
Indonesia adalah salah satu negara pencetus KAA yang diikuti 29 perwakilan negara Asia dan Afrika. Konferensi ini menjadi tonggak dari gerakan nonblok yang menghasilkan Dasasila Bandung yang berisi poin-poin penting yang menunjukkan semangat dari negara Asia dan Afrika dalam menjaga perdamaian dan kerjasama dunia.
Indonesia kembali bangga salah satu asetnya kembali menjadi warisan dunia UNESCO. Kali ini Indonesia menggugah ingatan dunia terhadap peran perdamaian melalui MoW.
Namun, apa itu MoW? MoW adalah singkatan dari memory of the world atau ingatan manusia akan peradaban kuno dan modern yang merefleksikan keragaman bahasa dan budaya dunia. MoW sendiri menjadi bagian dari program warisan dunia dari UNESCO.
Kepala LIPI Profesor Dr Iskandar Zulkarnain mengatakan, “KTT Asia Afrika menjadi bukti bahwa Indonesia berperan dalam membangun solidaritas di Benua Asia dan Afrika.”
LIPI dan Arsip Nasional Republik Indonesia sebenarnya sejak 2012 telah mengajukan hal ini. Namun baru pada 6 Oktober 2015, UNESCO mengakui bahwa arsip nasional mengenai KAA menjadi bagian warisan dunia (okezone.com)