Indonesia telah mentransfromasikan dirinya sedemikian rupa yang tak terbayangkan sebelumnya. Semakin dewasa, Indonesia merupakan mitra penting dalam memelihara perdamaian dunia.
Hal itu disampaikan Kuasa Usaha Ad-interim (KUAI) KBRI Den Haag Umar Hadi pada pidato sambutan resepsi diplomatik dalam rangka HUT ke-66 RI di Wisma Duta, Wassenaar, Rabu malam atau Kamis (8/9/2011) WIB.
Menurut KUAI, ejak 17/8/1945 Indonesia telah mengalami jatuh bangun. Jawaban demokratis atas panggilan sejarah 12 tahun lalu telah membawa Indonesia ke era reformasi. Indonesia kini bangkit lebih kuat, menjadi mitra lebih baik untuk masyarakat dunia dalam memelihara perdamaian dan keamanan, memajukan demokrasi dan kebebasan, serta pembangunan ekonomi.
“Indonesia saat ini adalah negara demokrasi penuh gairah, yang terus menuju dewasa dalam masyarakat yang pluralistik,” ujar KUAI. Dijelaskan bahwa dengan reformasi, ekonomi Indonesia tumbuh mantap. Di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia berhasil membukukan angka pertumbuhan konsisten pada kisaran 5% sampai 6% beberapa tahun terakhir.
“Bahkan berkat kombinasi pertumbuhan investasi, ekspor yang semakin mantap, dan konsumsi domestik, diperkirakan pertumbuhan akan mencapai6,5% pada tahun ini,” papar KUAI.
Perkembangan ekonomi yang mantap ini, lanjut KUAI, telah menghasilkan lapangan kerja lebih banyak, meningkatkan pendapatan per kapita, dan landasan kokoh untuk memberantas kemiskinan.
“Indonesia telah menjadi bagian penting dari kebangkitan Asia, yang juga berarti kebangkitan Eropa, Afrika, dan Amerika. Kebangkitan kemanusiaan dalam dunia yang bebas, damai dan berkeadilan sosial,” tandas KUAI.
Ditambahkan, Indonesia adalah negara demokrasi terbesar ketiga, dengan populasi muslim terbesar di dunia, di mana Islam, demokrasi, dan modernitas tumbuh bersama,anggota G20 dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, salah satu pendiri ASEAN dan sekarang menjadi ketuanya.
“Dengan semua itu Indonesia percaya diri dan pada saat sama sadar akan tanggungjawabnya sebagai bagian dari solusi atas tantangan-tantangan global,” pungkas KUAI.
Hadir dalam resepsi diplomatik itu Menlu Uri Rosenthal, mantan Menlu Ben Bot, para pejabat tinggi Kemlu Belanda, anggota parlemen, Dubes dan atase negara-negara sahabat, perwakilan organisasi internasional, para penerima tanda jasa Bintang Maha Putera, walikota, kalangan bisnis, Sahabat Indonesia, pemuka masyarakat dan media. |dtc|