Sejumlah perwira militer Inggris akan dikirim ke Libya untuk memberikan nasihat kepada pemberontak yang berperang melawan pasukan Kolonel Muammar Gaddafi, kata sumber pemerintah Ingggris.
Menteri Luar Negeri William Hague mengatakan rombongan perwira tersebut akan ditempatkan di kota basis oposisi, Benghazi.
Kesepuluh perwira tersebut akan membantu logistik serta memberikan latihan intelijen untuk operasi yang dilakukan Inggris dan Perancis.
Hague mengatakan pengiriman penasihat militer itu sejalan dengan resolusi PBB mengenai Libya, yang melarang tindakan militer asing di darat.
Ia menekankan bahwa para perwira itu tidak akan terlibat dalam pertempuran, dan bahwa langkah itu perlu untuk melindungi warga sipil.
Resolusi Dewan Keamanan PBB yang disahkan bulan Maret itu, memberikan wewenang pemberlakuan larangan terbang di atas Libya.
Hague mengatakan, “Dewan Keamanan Nasional Inggris memutuskan bahwa kami sekarang akan bergerak cepat untuk memperbesar tim yang sudah berada di Benghazi, dalam arti menyertakan tim tambahan penasihat militer.
Pengumuman ini muncul pada saat ratusan orang dikhawatirkan tewas dalam gempuran bom oleh pasukan pro-Gaddafi di kota Misrata.
Inggris sudah memasok pelindung tubuh dan peralatan telekomunikasi untuk membantu para pemberontak.
Menteri Pembangunan Internasional Inggris, Andrew Mitchell mengatakan Inggris akan menyediakan £2 juta untuk membantu warga sipil mengungsi dengan kapal meninggalkan Misrata.
seperti dilansir Globalsecurity dan dikutip SWATT Online, pasukan Gaddafi telah menyerang Misrata tanpa pandang bulu dengan serangan mortir dan roket, seorang jenderal NATO mengatakan pada hari Selasa kemarin), dan penduduk di sana melaporkan ledakan dan tembak-menembak lebih banyak terdengar di kota Misrata yang merupaka kota Libia ketiga terbesar.
Kondisi memprihatikan warga sipil Misrata dan kebuntuan perang telah memunculkan pertanyaan baru tentang strategi masyarakat internasional di Libya. Para pemimpin AS, Inggris dan Perancis telah mengatakan Gaddafi harus pergi, tetapi tampaknya negara barat tidak mau berkomitmen untuk kampanye militer yang lebih kuat.|SWATT Online|