Subang – Macet di jalur Pantura seperti menjadi hal biasa setelah jalan digenangi air atau berlubang beberapa hari belakangan. Tapi hati-hati, karena kondisi itu bukan berarti benar-benar macet. Lalu, karena apa?
Macet ‘palsu’ ini terjadi di Jalan Pantura, tepatnya Kecamatan Patokbeusi hingga Ciasem Subang, Jawa Barat, Sabtu (25/1/2014) sekitar pukul 03.30 WIB. Kendaraan dari arah Jakarta mulai tersendat selepas Kecamatan Patokbeusi. Kemudian berhenti total di Jalan Raya Ciasem. Dari arah sebaliknya, arus lalin lengang.
Setelah menunggu beberapa lama dan arus lalin sama sekali tidak bergerak, sebagian pengemudi masuk jalur berlawanan melalui U-turn dan menerabas contra flow. Mereka melaju bebas dan menyisakan satu lajur untuk kendaraan dari arah sebaliknya. Ujung dari kemacetan berjarak 3-5 Km dari lokasi awal. Tidak ada genangan air atau gangguan infrastruktur. Hanya terlihat sebuah truk pengangkut mobil berjalan pelan.
Pada jarak 2-3 Km berikutnya, terlihat kendaraan mengular. Dua lajur dari arah Jakarta penuh dengan truk. Sebagian besar di antaranya dibiarkan dalam keadaan mati. Sedangkan si sopir lalu lalang di antara ratusan kendaraan yang macet total.
Panjang antrean di jalan menuju Indramayu ini kurang lebih 5-6 Km. Persis seperti kondisi sebelumnya, ujung kemacetan juga tidak jelas. Hanya tampak truk-truk terparkir. Entah ke mana sopirnya.
“Nggak ada apa-apa kok macet. Macet nggak jelas,” kata seorang pengemudi dari Jakarta saat melintas.
Kemacetan yang benar-benar disebabkan gangguan baru terlihat di jalan setelah kantor kecamatan Ciasem. “Ada gorong-gorong ambles di dekat rumah makan,” kata pemotor yang melintas dari lokasi kejadian.
Lokasi ambles yang dimaksud berada di Desa Mandalawangi, Kecamatan Sukasari, Subang. Satu lajur ditutup sebagian akibat kejadian ini. Jarak 3-4 Km ditempuh dalam waktu lebih dari 2 jam.
Selepas dari lokasi jalan ambles, arus kendaraan dari Jakarta lancar. Sebaliknya dari arah Indramayu, macet total sepanjang 4 Km. [dtc]