Jalur Pantura menjadi jalur darat paling utama bagi pemudik yang mengarah ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Namun, pemudik diimbau berhati-hati karena jalur tersebut masih minim penerangan pada malam hari. “Ada beberapa titik yang kurang penerangan. Hal ini sudah kita koordinasikan ke instansi terkait untuk memperbaikinya,” kata Kepala Biro Operasi Polda Jawa Tengah Kombes M Ghufron, Senin (22/8/2011).
Minimnya penerangan pada malam hari membuat lubang pada jalan tidak terlihat jelas. Oleh karenanya, pengendara harus ekstra hati-hati ketika melintas di jalur Pantura. Beberapa titik di jalur Pantura terdapat penerangan. Namun, beberapa di antaranya tidak berfungsi.
Seperti di Alasroban, jalanan yang berkelok dan berbukit sangat rawan bagi pengendara terutama pada malam hari. Samping kiri-kanan jalan yang dipenuhi tumbuhan semakin membuat jalan tidak terlihat tanpa adanya penerangan pada malam hari. Juga di sepanjang wilayah Tegal dan Brebes masih kurang penerangan.
Kondisi penerangan yang minim juga tampak di Pantura memasuki wilayah Kendal. Guna mengantisipasi hal itu, Polres Kendal menyiapkan 200 rotator untuk memberi petunjuk bagi pengendara. “Di Alasroban, penerangannya memang kurang. Tapi sebagian besar jalur Pantura di wilayah Kendal, penerangannya sudah bagus,” ujar Kapolres Kendal AKBP AS Nugroho.
Di samping penerangan secara umum, Polres Kendal menyiapkan 200 lebih rotator pada titik-titik tertentu yang kurang penerangan dan persimpangan jalan. “Contahnya di jalan alternatif, banyak jalur kecil, setiap ada persimpangan kita pasang rotator agar tidak bingung,” kata Nugroho.
Sementara itu, jalur Pantura yang terdapat di wilayah Jawa Barat juga masih minim penerangan. Misalnya saja di Cirebon dan Indramayu. Beberapa titik minim penerangan di Inramayu seperti Kertasmaya, Jembatan Jaribarang, Kandanghaur, Losarang dan Lohbener. Di Cirebon, titik yang kurang penerangan seperti di Losari; Pamanukan, Sukamandi, Patokbeusi, Subang. |dtc|