Pemerintah Jerman meminta Dewan Keamanan PBB untuk menggelar pertemuan guna membahas memburuknya situasi di Suriah. Permintaan ini disampaikan setelah penyerangan pasukan dan tank-tank Suriah ke Kota Hama pada Minggu, 31 Juli waktu setempat untuk menghentikan aksi demo antipemerintah yang telah berlangsung lima bulan. Menurut para aktivis, sedikitnya 100 orang tewas dalam operasi pasukan Suriah itu.
Jerman sebelumnya memegang jabatan kepresidenan DK PBB yang bergiliran tersebut. Kini posisi tersebut dipegang India untuk bulan Agustus ini. Juru bicara misi Jerman di PBB, Alexander Eberl seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (1/8/2011) mengatakan, misinya telah meminta India untuk menggelar pertemuan tertutup DK PBB pada Senin sore waktu New York, AS.
Selama berminggu-minggu ini, rencana aksi DK PBB terhadap Suriah menemui jalan buntu dikarenakan ketidaksepakatan di antara 15 negara anggota DK PBB. Negara-negara Eropa Barat telah mengedarkan draf resolusi pada 8 Juni lalu yang mengecam kekerasan yang dilakukan aparat Suriah terhadap para demonstran. Namun Rusia dan China, keduanya sekutu Suriah, telah mengancam akan memveto resolusi tersebut.
Negara-negara anggota sementara: Brasil, India, Libanon dan Afrika Selatan juga telah menyatakan penolakan mereka atas resolusi tersebut. Mereka khawatir pernyataan mengecam akan menjadi langkah pertama intervensi militer Barat di Suriah, seperti yang terjadi di Libya pada Maret lalu. |dtc|