Kaisar Jepang Akihito mengatakan “sangat cemas” mengenai krisis yang dihadapi negaranya setelah gempa dan tsunami Jumat pekan lalu.
Dalam penampilan yang jarang terjadi, Akihito muncul dalam siaran langsung televisi memberikan komentar pertamanya di depan umum. Dia mengatakan berdoa bagi rakyatnya.
Kaisar berbicara setelah para teknisi dipaksa meninggalkan pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang lumpuh untuk sementara waktu.
Gempa berkuatan 9 disertai tsunami ini menewaskan ribuan orang.
Stasiun-stasiun televisi menghentikan siarannya saat Kaisar tampil dengan wajah sedih yang melukiskan bencana alam ini “dalam skala yang luar biasa”.
Kaisar yang berusia 77 tahun mengatakan, “Dari lubuk hati terdalam, saya harap rakyat saling membantu, saling merawat dengan kasih sayang dan mampu menghadapi masa-masa sulit ini.”
Akihito mengatakan dia berdoa bagi semua korban gempa dan tsunami dapat diselamatkan.
Ribuan orang hilang dan sedikitnya 10.000 orang dikhawatirkan meninggal setelah tsunami dan gempa meratakan sebagian wilayah pantai timur laut Jepang. Sementara itu, para teknisi berusaha mencegah bencana nuklir di PLTN Fukushima Daiichi.
Rabu pagi, kebakaran terjadi lagi di reaktor Fukushima sedangkan asap dan uap mengepul dari bagian lain reaktor.
Pihak berwenang telah menggunakan helikopter untuk mendinginkan pembangkit nuklir ini.
PLTN yang terletak 220 kilometer utara Tokyo mengalami ledakan hari Sabtu.
Sekretaris Kabinet Jepang Yukio Edano mengatakan keputusan untuk menghentikan operasi diambil setelah asap terlihat kembali dari reaktor nomor tiga.
Sebelumnya, ledakan kembali terjadi di reaktor nomor empat yang merupakan ledakan kedua dalam dua hari terakhir.
Pemerintah meyakini di kompleks PLTN yang terletak 220km sebelah utara Tokyo itu sebanyak 50 orang pegawai masih bekerja untuk mendinginkan keempat reaktor yang terbakar itu.
“Para pekerja tidak bisa lagi melakukan pekerjaan minimal di PLTN saat ini karena risiko radiasi,” kata Edano dalam sebuah jumpa pers beberapa waktu lalu.
Meski demikian, Edano menambahkan, tingkat radiasi nuklir saat ini sudah menurun dari 1.000 millisieverts menjadi 600-800 millisieverts.
Petugas saat ini tengah menyelidiki penyebab ledakan di reaktor empat dan munculnya asap di reaktor tiga.
Edano mengatakan ada kemungkinan asap yang muncul disebabkan uap air yang menyebabkan radiasi lebih tinggi.
Krisis di PLTN Fukushima yang memiliki enam reaktor nuklir berawal ketika gempa mengguncang, Jumat lalu. Guncangan itu kemudian berakibat ledakan di reaktor satu dan tiga pada Sabtu dan
Upaya pendinginan dengan cara memompakan air ke reaktor-reaktor yang terbakar terus dilakukan.
Namun, kekhawatiran akan kebocoran radiasi nuklir membuat warga dalam radius 20km dari reaktor diungsikan. Sementara warga yang tinggal di radius 30km dari rekator diminta tidak meninggalkan rumah.| SWATT ONLINE|