Kasus Angela Vivi Mei Hardiyanti (14), pelajar Sekolah Luar Biasa (SLB) Balikpapan yang dilaporkan menjadi korban penganiayaan orangtua angkatnya, tak hanya mengundang perhatian pihak panti asuhan Panti Asuhan Cacat Ganda (PACG) Bahkti Asih dari Semarang.
Tokoh pemerhati anak-anak, Seto Mulyadi atau yang akrab dipanggil Kak Seto juga menaruh perhatian kasus Vivi. Bahkan, tokoh boneka Si Komo, turun tangan membantu menyelesaikan kasus remaja putri penderita penderita tuna netra tersebut.
Kak Seto datang selaku Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak. Kak Seto berencana menemui wartawan, Senin (29/11) hari ini terkait kasus Vivi. Hal ini dikatakan oleh Ressy Nasution selaku bagian hukum Kolisi Perempuan Balikpapan (KPB), Minggu (28/11) kemarin.
“Insya Allah besok (hari ini, red) KPB akan melakukan jumpa pers bersama Kak Seto,” kata wanita yang akrab dipanggil Echi ini.Hanya saja pihak KPB belum bisa memberikan kepastian mengenai tempat acara jumpa Pers tersebut.
Echi menyebutkan bahwa Kak Seto menaruh perhatian besar terhadap kasus ini. Kejadian-kejadian seperti inilah yang menjadi alasan adanya Komnas Perlindungan Anak. Kak Seto akan bertemu dengan Vivi yang ditampung di rumah jabatan Wali Kota Balikpapan, selanjutnya melakukan mediasi antara semua pihak yang berkaitan dengan Vivi ini. “Yang jelas kita akan mengusahakan yang terbaik untuk Vivi,” kata Echi.
Selanjutnya Echi juga membenarkan rencana kedatangan tiga pengurus Panti Asuhan Cacat Ganda (PACG) Bahati Asih dari Semarang. Ketiganya adalah Ny Margaretha, Ny Veni dan Ny Silitonga yang berangkat dari Semarang ke Balikpapan untuk menawarkan kepada Vivi kembali ke Semarang. “Pihak panti dari Semarang memang akan datang, tapi tidak ada kaitannya dengan jumpa pers bersama Kak Seto itu,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, setelah 5 hari absen sekolah sejak Senin (22/11), Vivi datang ke sekolahnya, Sabtu (27/11) siang ditemani beberapa pengurus KPB. Saat itu, ibu angkatnya, Marlina (40) juga datang ke sekolah bermaksud mengajak pulang Vivi.
Marlina berusaha membujuk dengan penuh kasih agar Vivi mau pulang. Vivi disuapi makan, Vivi pun menangis. Remaja putri tersebut sempat menunjukkan kepiawaiannya main alat musik keybord menyanyikan lagu hitsnya D’Masiv. Namun Vivi tak mau diajak pulang oleh Marlina, sehingga dibawa kembali oleh KPB.
Marlina beberapa kali menegaskan bahwa tuduhan penganiayaan dan memaksa Vivi mengamen, adalah tuduhan tidak benar.
Sumber: metrobalikpapan.co.id