Selama ini kamera hanya dipasang di bagian belakang mobil untuk melihat obyek saat mundur. Di masa yang akan datang, untuk mendukung sistem keamanan aktif, pencitra (imager) complementary metal oxide semiconductor (CMOS) – umumnya digunakan pada kamera digital – merambah ke mobil. Ternyata, CMOS mampu membuat sistem keamanan pendukung mobil bekerja jauh lebih baik.
Menurut Melexis, perusahaan Microelectronic asal Belanda, dengan menambahkan inframerah dekat, kamera bisa melihat lebih detil lagi dibandingkan dengan mata manusia.
Sementara itu, John Prainito, Chief Engineer Camera Development dari TRW mengatakan, jika kamera digunakan untuk melihat obyek di depan mobil, kemampuan lebih lengkap dibandingkan dengan sistem peringatan pindah jalur saat ini yang meggunakan sensor ultrasonik. Ditambahkan pula, pencitra kamera juga dapat mengontrol lampu depan bekerja secara otomatis.
“Di Eropa sudah digunakan untuk memastikan kerja lampu-lampu lalulintas. Kamera tersebut dapat melacak kendaraan yang berada di depan dan mendeteksi penjalan kaki dalam jarak dekat,” jelas John.
Malam Hari
Pencitra CMOS juga dapat digunakan unuk meningkatkan kerja sistem keamanan lainnya. Antara lain, memperjelas penglihatan di malam hari. Untuk ini, ditambahkan sistem pecahayaan inframerah yang dipasang pada lampu depan. Hasilnya, kamera akan memperjelas penglihatan pengemudi tanpa mengganggu mereka yang datang dari arah berlawanan.
“Pencahayaan inframerah dekat tidak bisa digunakan untuk membantu penglihatan manusia. Tetapi bila digunakan bersama pencitra CMOS, intensitas cahaya yang dihasilkannya sama dengan sinar lampu jauh,” kata Cliff De Locht, Optical Marketing Manager pada Melexis Inc. “Inframerah dekat sudah digunakan oleh Mercedes-Benz untuk penglihatan di malam hari. Pengemudi bisa melihat dengan jelas.”
Kelemahan kamera atau pencitra CMOS adalah kemampuan melihat pada kabut dan salju. Padahal, pada kondisi seperti inilah pengemudi sangat membutuhkannya. Kekurangan tersebut diatasi dengan meningkatkan kemampuan peranti lunak (software).
Di samping itu, dengan menggunakan mikroprosesor yang lebih cepat, memungkinkan kamera membandingkan data dari setiap bingkai (frame). Termasuk ketika kamera bekeja pada 30 bingkai per detik. Jadi, pembuat peranti lunak, bisa ikut membantu mengembangkan kerja sistem lebih baik lagi.
Saat Hujan
“Bergantung pada algorithma, kamera bisa melihat saat hujan dan kabut ketika orang susah melihat sesuatu,” kata Martin Duncan, Innovative System Manager pada STMicroelectronics. “Algoritma dapat menghasilkan citra atau gambar dan data yang jelas dan pasti. Caranya, membandingkan setiap bingkai dan mencari obyek yang bergerak.”
Kamera juga dapat beradaptasi dengan cepat sesuai dengan perubahan kondisi. Meningkatkan kedalaman fokus dan area yang lebih lebar. Dengan demikian, memungkinkan pencitra tunggal bisa melihat garis-garis, rambu-rambu jalan atau beberapa kendaraan pada jalan yang sangat padat.
Pada kondisi normal, kami dapat melacak delapan kendaraan berbeda, di jalur yang dilalui dan jalur lain pada jarak 100 meter,” kata Prainito. “Juga tidak ada masalah saat keluar-masuk terowongan saat cuaca cerah. Pencitra mempunyai rentang dinamik lebih tinggi dan bekerja secara algoritma.”
Beberapa produsen mobil telah menggunakan sensor ultrasonik buat memantau kendaraan yang berada di depan. Tetapi produsen kamera mengatakan, teknologi mereka dapat meningkatkan keamanan dan mengurangi jumlah komponen yang digunakan.
“Kami punya kemampuan melihat lebih dekat,” kata Norm Torrey, Automottive Business Development, Canesta. “Kami dapat melihat anak kecil merangkak di tanah. Sensor ultrasonik bisa membuat kesalah kalau mendeteksi tanah. Satu kamera juga dapat melihat beberapa obyek. Sedangkan ultrasonik, untuk memastikan berbagai obyek harus menggunakan beberapa sensor,” bebernya. Sumber: Automotive Engineering International