BIREUEN – Dua peristiwa berbasis bom masing-masing terjadi di Bireuen, Kamis (14/4) dini hari dan di Kota Lhokseumawe pada Kamis pagi. Dalam kedua peristiwa itu tak ada korban jiwa maupun yang cedera, namun dalam insiden “paket bom” di Lhokseumawe, seribuan murid SD Negeri 1 Banda Sakti, MTsN, dan TK yang berdekatan dengan SD tersebut sempat panik dan meraung-raung ketakutan.
Dalam kasus Bireuen, objek yang menjadi sasaran bom adalah Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Pertambangan, dan Energi (PU Tamben) yang terletak di jalan Bireuen-Takengon. Bom yang dilemparkan dan kemudian meledak di kantor itu pada Kamis (14/4) pukul 04.45 WIB adalah bom molotov (bom bakar dalam botol yang berisi minyak tanah dan sumbu).
Akibat pengeboman itu, ruang Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan PU Tamben Bireuen yang selama ini dimanfaatkan oleh panitia pelelangan, pecah kaca nako. Pecahan kaca tersebut berserakan di lantai, sedangkan kain gorden jendela hangus. Selain itu, bundel pelelangan proyek ikut terbakar. Namun, hingga berita ini diturunkan tadi malam belum diketahui siapa pelakunya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun Serambi dari berbagai sumber di lokasi pascakejadian, pelaku yang melemparkan bom molotov itu dua orang, berboncengan naik sepeda motor (sepmor). Pelaku datang dari arah Kota Bireuen, langsung masuk dengan sepmornya ke lorong samping kantor tersebut.
Seiring dengan berlalunya sepmor tersebut dari samping kantor itu, kata sumber Serambi, suara dentuman keras pun terdengar menggelegar. Mendengar suaru keras seperti suara bom, saksi mata buru-buru melongok ke samping. Ternyata api sudah berkobar di jendela ruang kerja panita tender itu. Lalu dengan cekatan, seorang warga segera menyiramkan air ke kobaran api dan memberi tahu petugas di Kantor Pemadam Kebakaran Bireuen.
Beberapa warga lainnya yang sedang berada dan melintas di kawasan itu segera mendekat ke titik api yang asapnya mulai mengepul, untuk membantu memadamkan api.
Empat unit mobil pemadam kebakaran (damkar) Bireuen tiba di lokasi dan menyiramkan air agar sisa api tak menjalar ke ruang lainnya. Hamdani, Komandan Regu A Pemadam Kebakaran Bireuen kepada Serambi sekitar pukul 05.30 WIB kemarin mengatakan, saat mereka tiba api sudah padam berkat reaksi cepat warga di sekitar lokasi kejadian. “Kami hanya menyiram agar sisa api tak melebar, apalagi kantor tersebut rentan kebakaran, mengingat sebagian dindingnya papan yang dibangun tahun 1980-an,” kata Hamdani didampingi belasan petugas damkar.
Akibat kejadian itu, Kantor PU dan Tamben Bireuen serta ruang Asmara Hadi selaku Kepala Seksi Pemeliharaan Jalan, rusak ringan. Kaca jendela di sebelah utara kantor itu pecah. Dibagian dindingnya terdapat bekas terbakar. Sedangkan sejumlah dokumen pelelangan yang disimpan di ruang itu musnah terbakar.
Diduga, pelaku pengeboman bermaksud ingin membakar gedung semipermanen tersebut, sekaligus melenyapkan dokumen tender proyek yang disimpan di dalamnya.
Sekretaris Dinas PU Tamben Bireuen, Zulfikar yang didampingi Kabid Bina Marga, Rita, kepada Serambi mengatakan, saat ini di dinas mereka sedang berlangsung pelelangan dan sudah sampai pada tahap evaluasi penawaran oleh panitia lelang. “Selama ini ruang kepala seksi pemeliharaan jalan itu digunakan oleh panitia lelang,” terang Rita. Namun, ia tak berani mengaitkan apakah pengeboman yang menghanguskan sejumlah dokumen tender itu, berkait erat dengan proses tender yang kini sedang berlangsung dan belum ada pemenangnya.
Kapolres Bireuen, AKBP HR Dadik Junaedi SH yang ditemui Serambi di lokasi kejadian mengungkapkan, jenis bom yang dilemparkan ke kantor itu jenis molotov. Namun, pihaknya belum mengetahui apa motif pelaku, karena belum tertangkap. “Saat ini kami sedang mengembangkannya dengan mengumpulkan data dan beberapa barang bukti. Di antaranya, pecahan botol, beling kaca jendela, dan lainnya,” Kapolres.
Ia berharap masyarakat Bireuen jangan terpancing atas pengeboman itu, termasuk terhadap aksi-aksi negatif orang-orang yang ingin mengambil keuntungan sendiri menjelang pilkada di Aceh.
Teror bom
Dari Lhokseumawe dilaporkan, sebuah paket mencurigakan di lantai dua SD Negeri 1 Banda Sakti yang disangka bom, telah menyebabkan ribuan murid SD, MTsN, dan TK serta masyarakat Kota Lhokseumawe heboh, Kamis (14/4) pagi.
Awal kisahnya, sebelum paket itu ditemukan, pelaku teror menghubungi via telepon guru di SD 1 Banda Sakti. Ia meminta agar seluruh murid dan dewan guru meninggalkan gedung, sebelum bom meledak dalam hitungan beberapa menit lagi. Namun, setelah diamankan Tim Penjinak Bom (Jibom) Brimob Kompi 4 Jeulikat, akhirnya ketahuan bahwa paket tersebut hanya berisi batu bata.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Serambi di lokasi, sehari sebelumnya, Wakil Kepala SD Negeri 1 Banda Sakti, Asmiati, mendapat telepon dari seorang pria dewasa sekitar pukul 08.30 WIB. Pria itu menelepon dari hp nomor 085260020460. Ia pertegas bahwa dia tidak main-main. Dalam waktu 45 menit dia perintahkan agar para guru serta murid harus segara ke luar dari sekolah, karena dia telah menempatkan sebuah paket bom di sekolah. Namun kala itu telepon gelap tersebut tidak direspons pihak sekolah, sehingga aktivitas sekolah tetap berjalan normal.
Lalu kemarin pagi, sekitar pukul 08.19 WIB, Asmiati mendapat sms dari nomor yang sama. Intinya pengirim mengingatkan bahwa dia tidak main-main. Dia informasikan, jika tak segera ke luar dari ruang kelas, maka murid atau guru akan mati, karena ada bom. “Kalau nggak percaya, cek di atas dalam pot bunga. SELAMET,” begitu bunyi penggalan sms itu.
Saat mendapatkan sms tersebut, Asmiati sedang tak berada di sekolah. Barulah beberapa menit kemudian, setiba ia di sekolah, langsung dia cek di pot bunga lantai dua. Ternyata benar, ada sebuah paket yang tak berani dia sentuh. Temuan itu langsung dilaporkan ke polisi.
Suasana panik pun langsung menyergap kalangan dewan guru. Lalu sejumlah guru memerintahkan anak-anak muridnya segera ke luar dari dalam kelas. Bocah-bocah itu pun berlarian sambil menangis ketakutan. Sejumlah murid berhasil dituntun gurunya lari ke pekarangan masjid lama yang hanya berjarak 100 meter dari gedung sekolah tersebut. Namun, sebagian lagi murid lari tak tentu arah, sambil terus menjauh dari gedung sekolahnya.
Saat polisi tiba, lokasi penemuan paket yang dilakban rapi tersebut langsung diamankan dengan memasang police line. Informasi tentang “paket bom” itu pun berkembang cepat ke seantero Kota Lhokseumawe. Sehingga, selingkaran pagar sekolah itu dipenuhi masyarakat yang ingin menyaksikan benar tidaknya isu bom itu.
Sekitar pukul 10.00 WIB, sebelum tim jibom dari Brimob Kompi 4 Jeulikat hendak mengevakuasi paket tersebut, seluruh murid sekolah dievakuasi ke Masjid Jamik yang letaknya di seberang jalan dari gedung sekolah.
Untuk mengevakuasi paket tersebut, tim jibom butuh waktu sekitar 1, 5 jam, barulah paket seberat 3-4 kilogram itu dimasukkan ke dalam mobil tim jibom. Sebelum meninggalkan sekolah, tim jibom juga menyisir pekarangan sekolah menggunakan metal detector. Beberapa menit kemudian barulah dinyatakan situasi kondusif.
Kemudian, saat paket itu dibuka tim jibom, ternyata hanya berisi tujuh butir batu bata. Kapolres Lhokseumawe, AKBP Kukuh Santoso yang ditemui di lokasi menyatakan, awalnya dia mendapatkan laporan bahwa di SD Negeri 1 Banda Sakti ada teror bom. “Tapi setelah paket itu diamankan tim jibom, ternyata isinya hanya batu bata. Kini, kondisi sekolah yang diteror bom dinyatakan telah aman,” jelas Kapolres.
Ia mengaku, aksi peneror bom itu telah membuat resah pihak sekolah dan masyarakat Lhokseumawe. Karenanya, ia berharap si pelaku segera menyerahkan diri, mengingat nomor teleponnya sudah terdeteksi. Terkait motif teror bom ini, Kapolres mengaku hingga kini belum bisa memastikan. Namun ada kemungkinan, teror itu ada kaitannya dengan ada pihak yang tidak senang terhadap dewan guru.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kota Lhokseumawe, Ramli Ismail mengutuk keras aksi teror tersebut, karena sasarannya ditujukan ke sekolah. “Ini jelas upaya untuk mengganggu tempat dididik generasi bangsa. Pelakunya sungguh tak punya hati nurani. Harus diungkap dan pelakukan diganjar dengan hukuman setimpal,” tukasnya.
Wali murid SDN 1 Banda Sakti juga mengecam tindakan si peneror. “Putri saya menangis dan meminta segera dijemput. Ia juga trauma kembali ke sekolah itu, karena ada bom,” kata Zainal, salah seorang wali murid.
Sumber & foto: serambinews.com