Pejabat Pentagon mengatakan telah mengirim dua kapal perang ke lepas pantai Libya sebagai sebuah persiapan jika sewaktu-waktu keputusan penting dibuat Washington. Amerika Serikat (AS) telah memiliki kehadiran yang signifikan dekat ke Libya, dengan beberapa basis militer yang berada di Italia selatan.
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan pasukan AS juga dapat menggunakan kapal perang tersebut untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan.
Sementara itu, Duta Besar AS untuk PBB, Susan Rice, mengatakan kepada wartawan di Washington, Amerika Serikat adalah “aktif dan serius” mempertimbangkan menetapkan zona larangan terbang dan dalam pembicaraan dengan NATO dan militer mitra potensial.
Reposisi pasukan AS dapat digunakan untuk menegakkan zona larangan terbang untuk mencegah pesawat Kolonel Gaddafi menyerang pendukung oposisi.
“Kami telah berencana berbagai rencana darurat, dan saya pikir aman untuk mengatakan sebagai bagian dari pasukan reposisi untuk menyediakan fleksibilitas bahwa setelah keputusan dibuat,” kata jurubicara Pentagon Kolonel Dave Lapan.
AS segera mengarahkan kapal perang USS Enterprise yang saat ini berlayar di Laut Merah, serta kapal amfibi Kearsarge USS, yang memiliki armada helikopter dan sekitar 2.000 marinir di atas kapal.
Selain itu, AS mempertahankan sebuah stasiun udara besar angkatan lautnya di Sigonella, Sisilia, kurang dari penerbangan satu jam dari Libya.
Pada hari Minggu, New York Times melaporkan bahwa negara-negara Barat melihat kemungkinan untuk mendirikan sebuah “lokasi pengungsian” di negara Tunisia atau Mesir.
Pemimpin suku, yang tidak ingin diidentifikasi untuk alasan keamanan, di Ajdabiya akan terus mempertahankan kota, yang telah dalam kontrol kekuatan oposisi dalam beberapa hari terakhir. Beberapa pangkalan militer di Libya timur telah jatuh ke tangan pengunjuk rasa sebagai besar anggota militer Libya telah meninggalkan rezim lama Moammar Gadhafi.
Sementara itu, saksi melaporkan tentara bersenjata berat telah mengambil alih pos pemeriksaan utama di timur kota al-Brega, bandara kecil dan fasilitas kilang minyak.| Ade Mahendra|
Foto : CNN