MAKASSAR — Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Irjen Polisi Mudji Waluyo, meminta penyidik Polrestabes Makassar mempercepat proses pemeriksaan sampel rambut Bupati Luwu Syukur Bijak, untuk memastikan ada tidaknya kandungan zat-zat narkoba. Karena menurutnya, kasus ini menjadi bahan sorotan publik
“Seharusnya penyidik Satuan Narkoba Polrestabes Makassar secepatnya melakukan tes rambut terhadap Syukur. Karena kasus ini menjadi atensi publik dan harus cepat dituntaskan,” kata Kapolda.
Menurut Mudji, pembuktian penggunaan narkotika terhadap seseorang, tak hanya digelar melalui tes urine. Ada metode lain yakni tes darah dan tes rambut yang patut dicoba.
Apalagi, dalam pengusutan perkara diwarnai dengan pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP) oleh mantan Wakasat Narkoba Komisaris Anwar Danu yang akhirnya dicopot.
Anwar diketahui tak langsung mengambil sampel urine Syukur dan mengendapkan sampel urine pelaku lainnya selama dua hari. Hingga kini, yang bersangkutan dipindahkan ke Bagian Pelayanan Polda Sulsel tanpa jabatan dan menjalani pemeriksaan oleh Propam dan Irwasda akibat pelanggarannya. Dan Anwar Danu dijadwalkan disidang kode etik, Rabu (27/6).
Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar Kombes Polisi Chevy Ahmad Sopari, Senin (25/6), menambahkan, pemeriksaan rambut ini memang penting sebagai bahan pembuktian atas diri Syukur. Ini juga menyangkut reputasi kepolisian dari upaya melawan penyalahgunaan narkoba.
“Kita perlu melakukan itu agar tahu bahwa polisi serius dan tidak pandang bulu dalam menangani kasus narkoba,” katanya.
Apalagi kata Chevy, Syukur Bijak sempat mengakui jika dirinya sempat mengisap barang haram. Namun, setelah dilakukan tes urine hasilnya negatif.
Lantas bagaimana jika ini belum disikapi. Chevy berujar datar. “Ya, kita tunggu saja Polrestabes. Soal bagaimana sikap penyidik kita lihat nanti,” katanya.
Kapolda sendiri telah menginstruksikan agar Polrestabes Makassar berkoordinasi dengan Badan Narkotik Nasional (BNN) Provinsi Sulsel untuk pengusutan kasus yang menjadi atensi publik ini. “Ini harus direspons cepat. Tidak boleh lamban,” katanya. [beritakotamakassar]