Polisi masih menyelidiki ledakan bom molotov di ATM BNI Bandung. Apakah insiden ini terkait peringatan Hari Bhayangkara 1 Juli?
“Saya kira semua yang namanya kejahatan tidak melihat kegiatan-kegiatan hari ini ada apa. Artinya kalau ada peluang orang lakukan kejahatan bisa saja. Tapi sekali lagi jadi evaluasi dan sekaligus kerja keras kita untuk ungkap kasus ini,” ujar Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo meresmikan laboratorium Cyber Crisis International Crime (CCIC) di Bareskrim, Jl Trunojoyo, Jaksel, Kamis (30/6/2011).
Timur mengatakan, penyidik masih melakukan pendalaman terkait kasus ini. Ia menegaskan bahwa pelaku akan ditindak sesuai peraturan yang berlaku.
“Sekali lagi masih dalam proses penyelidikan. Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran hukum ini akan kita lakukan proses penyelidikan dengan tuntas. Saya kira itu yang saya sampaikan,” jelas Kapolri.
Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Putut Eko Bayuseno menyatakan tidak terdapat bahan peledak dalam ledakan di ATM BNI, Jl Dipatiukur, Kota Bandung, dini hari tadi. Ledakan diduga disebabkan oleh molotov.
“Tidak ditemukan bahan peledak. Ini diduga bom molotov sebab di lokasi kejadian ditemukan botol bersumbu dan bau bensin,” kata Putut saat meninjau lokasi kejadian, sekitar 150 meter dari kampus Unpad, Kamis (30/6).
Putut menjelaskan, botol molotov itu adalah botol plastik bekas air mineral 600 ml. “Dengan sumbu 10 cm,” ujarnya.
Seperti diketahui, usai meledakkan ATM BNI, pelaku meninggalkan pesan dalam selebaran yang disebar di sekitar lokasi. Isi selebaran itu salah satunya mengecam institusi kepolisian.
“NEGARA, INSTITUSI MILITER, POLISI, SERTA PEMODAL ADALAH TERORIS SEBENARNYA! ,” demikian isi selebaran. |dtc|