BAHAS KEAMANAN NEGARA: Gubernur Dr SH Sarundajang berbincang serius dengan Kapolri Jendral Drs Timur Pradopo dan Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono SE.
MANADO – ‘’Keadaan Sulut yang kondusif harus menjadi contoh bagi semua provinsi di Indonesia. Kalau semua provinsi bisa seperti Sulut, itu enak. Kita bisa tidur nyenyak semua,” puji Kapolri Jendral Drs Timur Pradopo, Rabu tadi malam saat dijamu Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang di kediamannya, Gubernuran Bumi Beringin.
Kapolri datang ke daerah ini bersama Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono SE, untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Ambon.
“Merupakan suatu hal yang patut disyukuri hidup tenang, aman dan damai. Dan ini harus digulirkan terus menerus, sehingga ini menjadi kebanggaan kita bersama,” ujar Pradopo dan disambut tepuk tangan para hadirin.
Lebih lanjut Pradopo dalam sambutannya mengatakan, karakteristik Sulut yang berbatasan dengan negara lain, bisa membawa sesuatu yang bisa diwaspadai juga bisa membawa kemakmuran. ‘’Yang harus diwaspadai adalah extra ordinary crime (kejahatan lintas negara, red).
Kerja keras seluruh pemerintah bersama aparat dan seluruh masyarakat harus kita tingkatkan bersama dan kejahatan lintas negara yang menjadi karakteristik Sulut betul-betul bisa diantisipasi. Sehingga apa yang menjadi harapan dan dicapai akan terus bisa kita kembangkan, karena semua ini adalah untuk kesejahteraan masyarakat,” harap orang nomor satu di Polri ini.
Terkait dengan gangguan kamtibmas karena pengaruh minuman keras di daerah ini, Pradopo mengatakan, hal itu harus dikendalikan. “Memang menyenangkan, tapi jika tidak bisa dikendalikan bisa menjadi petaka serta bisa melanggar hukum ataupun ketentuan dan peraturan agama,” ungkapnya dan mengatakan, cap tikus bisa diekspor ke negara lain. “Dan itu pasti akan membawa kemakmuran di sini,” tutupnya.
Senada dengan Pradopo, Suhartono juga angkat jempol suasana kondusif yang tercipta di daerah yang dipimpin SH Sarundajang, gubernur yang mampu mengamankan kerusuhan Maluku dan Maluku Utara. “Pemerintah provinsi berhasil menjalankan sinergitas dengan TNI, Polri, dan pimpinan daerah lainnya. Ini merupakan kebanggaan dan suatu kehormatan bisa melihat semua elemen ini begitu solid,” akunya.
Sinergitas ini harus terus dikembangkan, sehingga TNI dan Polri tidak terlambat menangani permasalahan yang timbul di daerah dengan tidak melanggar peraturan perundangan yang ditetapkan. “Kami juga berterima kasih karena telah mengoptimalkan peran TNI Polri seperti menanam rumput laut dan jagung,” ungkapnya.
“Apa yang dimiliki satuan-satuan ini dapat dioptimalkan untuk kepentingan dan kemakmuran masyarakat,” tuturnya. “Kalau Babinsa bisa memberikan penyuluhan keluarga berencana, kenapa tidak?” harap Panglima TNI.
Ia juga mengatakan, tugas TNI yang pertama di Sulut adalah menjaga perbatasan. “Khusus perbatasan laut dengan Filipina, saat ini kita memperbaharui kerjasama di bidang perbatasan antara angkatan bersenjata Filipina dan Indonesia,” akunya.
“Dari situlah ada kegiatan seperti patrol bersama, yang saat ini dilaksanakan satu tahun sekali dalam waktu dua minggu. Mungkin ke depan akan bisa kita tingkatkan, sehingga masalah kejahatan lintas negara bisa ditanggulangi secara bertahap,” harap orang nomor satu di TNI ini.
Dalam sambutan, kedua petinggi angkatan bersenjata RI ini mengatakan, kalau kedatangan mereka merupakan transit. “Kami di sini memang hanya satu malam, tapi kami bicara dengan Pangdam, Pangarmatim, Pangkorps AU untuk menerima masukan apa yang terjadi dalam wilayah ini (Sulut, red) sebagai pertimbangan pengambilan keputusan di waktu yang akan datang,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan, Kamis hari ini sekira pukul 07.00 Wita, mereka akan melanjutkan perjalan ke Morotai. “Itu merupakan tempat yang digunakan untuk Sail Morotai 2012,” bebernya. “Selanjutnya kami akan menuju Ambon untuk pengamanan MTQ yang akan dibuka langsung oleh Presiden 8 Juni nanti,” jelasnya.
Sebelum itu Gubernur Sulut Dr Sinyo Harry Sarundajang dalam sambutannya saat menjamu Panglima TNI dan Kapolri, melaporkan, Sulut dalam kondisi aman. ‘’Sulut merupakan tempat yang aman dan kondusif dikarenakan Pemda bersama TNI dan Polisi mampu menekan gangguan-gangguan yang datang dari luar maupun dari dalam,’’ ujar SHS di Bumi Beringin, Rabu tadi malam sekira pukul 20.00 Wita.
‘’Sulut merupakan salah satu provinsi kepulauan, terdiri dari sekitar 300-an pulau serta berbatasan dengan negara lain (Filipina). Sehingga sangat rawan dengan kejahatan lintas negara,” jelas SHS.
“Kejahatan tersebut berupa penyelundupan senjata, narkoba, teroris dan manusia serta kejahatan lainnya, seperti illegal fishing dan pembuangan limbah beracun dari negara-negara lain,” bebernya.
Ia juga mengatakan, keadaan daerah perbatasan cukup kondusif dan sudah ada petugas TNI maupun Polri yang berjaga disana. “Walaupun ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) dan batas laut antar negara belum ditetapkan serta petugas yang ditempatkan di sana belum cukup dan fasilitas yang belum memadai, sampai sekarang keadaan di sana (daerah perbatasan) tetap terjaga,” ujarnya. “Ini dikarenakan kebanggaan bersama para petugas untuk menjaga kesatuan NKRI,” tutur Sarundajang disambut tepuk tangan para petinggi Polda dan TNI di Sulut serta bupati dan wali kota bersama para wakilnya yang hadir.
Ia juga berterima kasih kepada Panglima TNI dan Kapolri bersama rombongan yang berkunjung di Sulut. “Setidaknya semalam (Panglima dan Kapolri) di Sulut menjadi kebanggaan masyarakat. Serta dapat menyerap informasi yang berkembang di daerah ini,” ungkap Sarundajang sembari mengatakan, yang pasti Sulut tetap rukun dan damai. “Kehidupan cukup harmoni karena masyarakat tidak memperhatikan berbagai perbedaan dan latar belakang,” ujarnya.
Keamanan daerah ini juga karena ditunjang kualitas hidup (Indeks Pembangunan Manusia) yang sangat baik. Sehingga tidak mudah terprovokasi. ‘’Kesejahteraan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat Sulut di atas rata-rata. Pertumbuhan ekonomi hampir delapan persen. Perkembangan sektor pendidikan dan kesehatan juga melebihi nasional,” bebernya.
SHS tak lupa melaporkan kegiatan internasional, Pacific Partnership yang berjalan dengan baik. “Selain melakukan pengobatan gratis kepada masyarakat, mereka (USNS Mercy) melakukan bakti sosial di pulau-pulau terluar seperti membangun jalan, gedung, dan fasilitas kesehatan,” ungkapnya.
Gubernur pilihan rakyat pertama di Indonesia ini juga mengatakan, gangguan Kamtibmas di Sulut kebanyakan hanya dikarenakan pengaruh cap tikus (minuman tradisional Minahasa yang mengandung alkohol). “Orang-orang di pabrik cap tikus tidak mabuk, yang mabuk justru orang-orang di perkotaan,” tuturnya. “Itu merupakan tempat pelarian orang yang bermasalah. Sehingga walau pun hanya minum satu sloki, tapi mabuk satu botol. Itu merupakan mabuk yang dibuat-buat,” tekannya.
“Tidak adil menutup pabrik alkohol (cap tikus) dikarenakan itu menyangkut ribuan tenaga kerja,” ungkapnya sembari mengatakan, sedang mencari jalan keluar untuk masalah ini. “Karena alkohol itu bukan hanya diminum, tapi bisa menjadi komoditi ekspor,” kunci Sarundajang. [manadopost.co.id]