“Diberitahukan kepada semua teman-teman, abang, kakak, ibu, bapak di mana pun berada agar hadir pada acara penyerahan dan pemasangan kaki tangan pengganti di Gedung Nasional Pandan, Tapanuli Tengah. Dimohon kepada semua penerima untuk membawa nomor pengukuran. Terimakasih. GBU.”
SMS di atas disebarkan oleh Elyus So salah seorang relawan Yayasan Surya Kebenaran Internasional yang intens dalam melaksanakan kegiatan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat terutama masyarakat kurang mampu. Tidak hanya di Sumatera Utara, YSKI juga melaksanakan bakti sosial ke beberapa provinsi di Indonesia.
Elyus So yang juga penyandang cacat tetap bersemangat untuk mengkomunikasikan segala sesuatu lewat SMS atau telepon langsung ke teman-temannya di mana pun berada. Saat turun dari pesawat di Bandara FL Tobing Tapanuli Tengah, Elyus So harus digendong untuk duduk kembali di kursi roda yang setia menemaninya dimana pun ia melaksanakan bakti sosial.
Menurutnya, ada sekitar 50-an orang penyandang cacat (tidak punya kaki dan tangan) yang telah diukur beberapa waktu lalu. Elyus menyebut kaki dan tangan pengganti terhadap kaki palsu dan tangan palsu agar tidak langsung mematahkan semangat para penyandang cacat untuk menggunakannya.
“Sebenarnya penyebutan kaki palsu atau kaki pengganti tergantung dari orang yang menyebutkannya. Karena, kalau kita menyebutnya palsu maka akan ada anggapan yang kurang menyemangati teman-teman penyandang cacat dalam memakai alat bantunya,” paparnya.
Informasi tentang jadwal pengukuran dan pemasangan kaki selalu diinformasikan lewat SMS atau telepon langsung. Itu sebabnya, kata Elyus setiap penyandang cacat kita ingatkan untuk tidak ganti nomor atau provider ketika sudah selesai diukur. Hal ini untuk menghindari kekecewaan para penyandang cacat dalam mendapatkan kaki dan tangan pengganti.
Komunikasi menurut Elyus sangat penting. Walaupun dengan kondisi tubuhnya yang cacat, ia sangat aktif untuk menginformasikan segala sesuatu lewat SMS, telepon, Facebook atau lewat BBM.
“Komunikasi dengan dilengkapi sarana komunikasi yang semakin maju saat ini membuat jarak antara Medan –Jakarta sangat dekat. Setiap kali berkunjung ke salah satu daerah saya selalu bertukar nomor PIN atau nomor HP untuk tetap menjali silaturahmi walaupun jarak dan waktu memisahkan kami,” tegasnya.
Beberapa teman penyandang cacat pun sangat aktif melakukan komunikasi, lanjutnya. Termasuk teman-teman dari komunitas tuna rungu yang tidak bisa menyampaikan sesuatu lewat mulut. Maka mereka akan memanfaatkan SMS untuk berkomunikasi dengan teman-teman sekomunitasnya.
Menurut mereka, komunikasi dengan sesama membuat segala sesuatu lebih mudah dan bergairah. Konten dan aplikasi yang menarik sudah pasti akan menjadi nilai lebih sebuah operator selular. Demikian juga dengan kemudahan untuk mendapatkannya akan menjadi nilai tambah lainnya.
Untuk itu, demi semakin mempermudah pelanggan untuk mendapatkan konten yang diinginkannya, PT XL Axiata Tbk (XL) dan PT. Trans Retail Indonesia (Carrefour) bekerja sama membuka saluran baru penjualan konten dan aplikasi melalui gerai-gerai Carrefour yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Sebagai langkah awal, XL dan Carrefour saat ini menyediakan penjualan Ring Back Tone (RBT). Penjualan pertama melalui ritel modern di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Peluncuran kerjasama sekaligus pengenalan saluran baru ini dilakukan oleh Chief of Digital Services XL – Dian Siswarini dan Corporate Affairs Director, PT. Trans Retail Indonesia – RM. Adji Srihandoyo, di Jakarta, 17 Juli 2013.
General Manager Content & Application XL – Revie Sylviana Andriani Dewi mengatakan, kerja sama ini sangat menarik dan mungkin satu-satunya di Asia. Siapa yang pernah membayangkan kita akan menjual konten dan aplikasi seperti RBT di ritel modern seperti Carrefour? Karena itulah, kami sangat menyambut baik kerjasama untuk layanan yang inovatif ini, yang memungkinkan kita menemukan saluran baru mempermudah pelanggan XL dan masyarakat mendapatkan RBT.
Tidak hanya sampai di situ, beberapa waktu lalu tiga operator terbesar Tanah Air (Telkomsel, XL dan Indosat) berkolaborasi meluncurkan inovasi teranyar di era digital berupa Layanan E-money Interoperability (P2P Transfer) atau Layanan Pengiriman Uang Elektronik Lintas Operator. Layanan ini diluncurkan oleh Direktur Utama tiga operator, yaitu Direktur Utama Telkomsel Alex J Sinaga, Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi dan Direktur Utama Indosat Alexander Rusli, serta disaksikan oleh Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro
Kolaborasi ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan memperluas jaringan layanan uang elektronik di Indonesia dengan meningkatkan percepatan layanan uang elektronik, menambah jalur distribusi, meningkatkan trafik SMS secara eksponensial, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketiga operator dalam mengembangkan layanan pengiriman uang elektronik. Di samping, itu kolaborasi ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan kepada Bank Indonesia dalam rangka mengembangkan program less cash society.
Dengan adanya layanan pengiriman uang elektronik lintas operator, maka seluruh pelanggan tiga operator yang berjumlah sekitar 230 juta pelanggan, dapat melakukan transaksi pengiriman uang. Contohnya pelanggan TCASH (Telkomsel) dapat melakukan transaksi transfer ke pelanggan XL Tunai (XL) maupun ke pelanggan Dompetku (Indosat), begitupun sebaliknya.
Adapun manfaat yang bisa dinikmati oleh pengguna selular dengan layanan pengiriman uang elektronik lintas operator ini diantaranya, pelanggan dapat dengan mudah dan leluasa melakukan transaksi keuangan melalui ponsel dan secara tidak langsung juga akan meningkatkan “customer experience” dan loyalitas pelanggan, terutama di era digital sekarang ini.
“Ke depan, diharapkan semakin banyak operator selular dan bank yang mengikuti jejak untuk berinovasi sehingga inovasi tersebut dirasakan manfaatnya bagi masyarakat secara luas dan tidak saja memberi nilai tambah (value added) bagi kemajuan industri sistem pembayaran dan perbankan, namun mendukung perekonomian dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia” kata Darmin Nasution.
Pihak operator selular menyambut baik dukungan dari Bank Indonesia yang dianggap akan dapat mempercepat perluasan layanan Uang elektronik di Indonesia. Presiden Direktur/CEO XL Hasnul Suhaimi menegaskan bahwa perkembangan gaya hidup masyarakat saat ini mendorong munculnya kebutuhan teknologi yang bisa memberikan kemudahan dalam mendukung aktifitas kehidupan sehari-hari termasuk dalam melakukan transaksi keuangan. XL memiliki komitmen yang kuat untuk turut serta menfasilitasi kebutuhan masyarakat tersebut, melalui kemitraan bersama dengan para operator besar lainnya, dalam menyediakan layanan pengiriman uang lintas operator ini. Keikutsertaan XL dalam kemitraan bersama ini, juga sekaligus sebagai wujud keseriusan XL dalam mengembangkan pemanfaatan layanan digital (digital services), sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong program less cash society.
Beberapa teknologi lainnya yang dikeluarkan oleh provider di Indonesia seharusnya disampaikan juga kepada penyandang cacat yang sebagian besar dari mereka juga sangat berpotensi untuk menggunakan beberapa konten yang ditawarkan. Harapan ke depan, komunikasi yang murah, terkoneksi dimana saja dan jaringan serta jangkauan yang luas akan membuat segala sesuatu bisa berjalan lebih cepat. Komunikasi yang ditawarkan beberapa provider pun bukan hanya milik orang-orang tertentu saja, tapi penyandang cacat juga mempunyai kemampuan dan keinginan untuk mengecap buah teknologi di negeri ini. Seperti judul tulisan ini, karena komunikasi adalah milik semua orang.
Penulis adalah kontributor SWATT Online dari Medan.