Juru bicara kantor jaksa agung, Arturo Sandoval mengatakan setidaknya 53 orang tewas dalam kurun waktu 72 jam di Ciudad Juarez, Meksiko, dan menjadikannya salah satu periode tiga hari paling mematikan dalam insiden baru-baru ini saat beberapa kartel narkoba bentrok.
“Di antara orang yang tewas adalah empat perwira polisi dari tiga lembaga yang berbeda,” kata Sandoval.
“Ini adalah kekerasan terburuk yang telah kita lihat tahun ini,” tambahnya, mengacu pada tiga hari kerusuhan.
Pertumpahan darah ini dimulai pada hari Kamis dengan 14 orang tewas, termasuk seorang perwira polisi.
Jumat adalah hari yang paling berdarah dimana menewaskan 20 orang lainnya. Seorang polisi kota dibunuh oleh seorang pembunuh yang milik sebuah band dari carjackers, saat ia dalam perjalanan pulang.
Pada hari Sabtu, seorang polisi jalan raya tewas ditabrak oleh seorang sopir saat sang polisi sedang mengadakan patroli. Petugas itu juga ditembak dari jarak dekat pada sore hari. Secara keseluruhan, 19 orang tewas pada hari itu dalam penembakan terpisah di seluruh kota.
Juarez merupakan salah satu kota Meksiko mematikan dan pusat kekerasan obat kartel. Kartel Juarez dan kartel Sinaloa berjuang pmemperebutkan rute penyelundupan yang paling menguntungkan.
Juru bicara polisi, Adrian Sanchez mengatakan kepada CNN dia telah membaca laporan kerusuhan tersebut, tetapi bahwa kepolisian belum mengeluarkan konfirmasi resmi atas insiden ini sampai seorang kepala baru akan tunjuk.
Pada 40 hari pertama tahun 2011, Juarez adalah kota paling berdarah dengan rata-rata delapan pembunuhan per hari, kata Sandoval.