Kebakaran yang terjadi di Jl Jelawat RT 18, Samarinda Ilir, Minggu (14/11) dini hari kemarin sekitar pukul 01.30 Wita, memang “hanya” membakar 3 buah rumah toko (ruko). Namun akibat yang ditimbulkan dari kebakaran itu yang mengundang miris.
Tiga orang yang masih berkeluarga meninggal dunia. Yakni sepasang suami istri yang mati lemas dan seorang lagi tewas terpanggang. Pasangan suami istri itu yakni Trisno Gunawan (64) dan Gunawati (60). Sedangkan seorang lagi dengan wajah nyaris tak dikenali, bernama Aqui (55), adik Trisno. Diduga lantaran panik, mereka terkurung di ruko dan tak bisa keluar menyelamatkan diri.
Dari informasi yang dihimpun Sapos, seorang korban sempat terdengar berteriak minta tolong sebelum akhirnya ditemukan tewas. Bahkan, menurut beberapa kerabat korban yang ditemui Sapos di lokasi kejadian, sebelum tewas atau ketika api mulai membesar, Trisno juga sempat menghubungi keluarganya untuk meminta pertolongan.
Sebenarnya, ada 4 ruko yang saling berdempet. Tiga diantaranya terbakar. Diduga kuat, api berasal dari ruko yang dihuni Trisno dan keluarganya. Posisinya ruko ada di tengah dan diberi nama Toko “Trisno Gunawan Sumber Rejeki” serta dipakai berjualan sembako.
“Api kelihatan muncul dari lantai satu dan sempat menjilat atap plastik di teras ruko. Kelihatannya api dari plafon di tengah ruko. Itu sebabnya asap tebal yang keluar lebih banyak, karena api terperangkap di ruangan. Api membesar saat membakar lantai dua dan atap ruko,” jelas Samsul, seorang Petugas Memadamkan Kebakaran (PMK) kepada Sapos.
Terlihat, sejak awal, asap tebal keluar dari dalam ruko tanpa disertai kobaran api. Puluhan PMK dan belasan armada yang sudah tiba di lokasi kejadian, kebingungan lantaran semua pintu tergembok. Semuanya terbuat dari besi sehingga petugas kewalahan untuk membobol.
Dengan peralatan seadanya, hampir setengah jam, akhirnya petugas pemadam dibantu warga bisa membuka pintu utama ruko berlantai dua tersebut. Namun, kobaran api sudah membesar dan membakar ruko serta isinya. Termasuk Trisno, Gunawati dan Aqui yang ada di dalam ruko saat itu.
Kabar Trisno, Gunawati dan Aqui masih berada di dalam ruko, beredar sejak PMK dan aparat kepolisian tiba di lokasi kejadian sekitar pukul 02.00 Wita.
Namun, tetap saja petugas tidak bisa berbuat banyak lantaran ruko tersebut sulit untuk dimasuki.
“Semua pintu, baik samping dan depan, terbuat dari besi. Digembok. Tidak cuma digembok dari dalam, gembok juga dipasang di bagian luar ruko. Sehingga sulit bagi para petugas pemadam kebakaran untuk masuk dalam waktu cepat,” jelas Kanit Reskrim Polsekta Samarinda Ilir, Ipda H Agus Setyo di lokasi kejadian.
Peralatan PMK pun tidaklah lengkap. Nyawa para korban mungkin saja bisa tertolong seandainya mereka dilengkapi dengan peralatan khusus, misalnya pemotong besi atau rantai.
Terlihat, para PMK dan warga membobol pintu besi hanya dengan beberapa buah linggis. Jelas memakan waktu dan membuat api semakin leluasa berkobar hingga ke lantai dua.
Warga juga sempat berteriak-teriak agar penghuni di dalam ruko untuk segera keluar atau melompat dari lantai dua. Namun, permintaan warga dan petugas tidak direspon Trisno dan keluarganya yang terperangkap.
Diduga kuat, saat itu api sudah berkobar hebat dan para korban sudah lemas karena asap. Setelah api bisa dipadamkan, PMK kemudian merangsek masuk ke dalam ruko melalui balkon di lantai dua dan samping ruko.
Baru, pada pukul 03.00 Wita, PMK yang dibantu oleh anggota Palang Merah Indonesia (PMI), menemukan jasad Trisno dan Gunawati di salah satu kamar belakang di lantai dua.
Saat ditemukan jasad kedua korban masih utuh, namun ada luka melepuh di sejumlah tubuh mereka. Diduga kuat, pasangan suami istri ini tewas akibat menghirup asap dan hawa panas.
Setengah jam kemudian, petugas menemukan jasad Aqui dalam kondisi menggenaskan lantaran gosong. Jasadnya tertindih sejumlah barang dagangan yang terbakar di lantai dasar. Semasa hidupnya, Aqui mengidap cacat fisik di kaki, sehingga tidak membuat dirinya bisa bergerak gesit.
Belum diketahui nilai kerugian materil dari musibah kebakaran tersebut. Yang jelas semua barang dagangan di dalam toko korban habis terbakar. Jasad seluruh korban dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Sjahranie.
“Penyebab kebakaran masih diselidiki. Diduga ada korseleting listrik di plafon lantai dasar. Karena api menyala dari situ. Sejumlah saksi-saksi juga akan dimintai keterangan. Sementara ini, keluarga korban masih syok dan belum bisa dimintai keterangannya,” jelas Ipda Agus.
Sumber: sapos.co.id