Kecelakaan mudik Lebaran tahun ini meningkat hingga 33 persen. Karena itulah Komisi V DPR memanggil 4 dirjen di Kemenhub, Polri dan Dirjen Binamarga guna mengevaluasi angkutan mudik Lebaran 2011 pada Kamis (8/9/2011).
“Peningkatan angka kecelakaan pada mudik Lebaran tahun ini sangat memprihatinkan kami. Apalagi peningkatannya hingga 33%,” kata Ketua Kelompok Fraksi (Kapoksi) V Fraksi PKS KH Abdul Hakim dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan. Padahal menurut Hakim, dengan peningkatan anggaran di sektor transportasi, angka kecelakaan bisa ditekan. Berdasarkan catatan polisi ada 4.006 kasus kecelakaan pada 23 Agustus hingga 4 September. Angka ini naik sekitar 996 kejadian, dibandingkan Lebaran tahun lalu yang tercatat 3.010 kasus.
Rencananya rapat dengar pendapat (RDP) itu juga akan menghadirkan pihak PT Kereta Api serta sejumlah maskapai penerbangan nasional. RDP digelar Kamis hari ini pukul 10.00 WIB. Dalam rapat juga akan dibahas kesiapan infrastruktur jalan dan pengamanan.
“Berdasarkan pasal 24 UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) selaku penyelenggara jalan wajib memperbaiki jalan yang rusak dan dapat menyebabkan kecelakaan. Jika dalam evaluasi nanti ternyata kerusakan jalan dan tidak layaknya jalan secara teknis menyebabkan kecelakaan, tentu Kementerian PU juga harus bertanggung jawab,” kata Hakim yang juga menjabat sebagai sekretaris FPKS.
Korban meninggal akibat kecelakaan pada mudik Lebaran tahun ini sebenarnya turun dari 746 pada 2010, menjadi 661 orang pada tahun ini, tapi jumlah kecelakaan naik terus hingga 33,08 persen. Sementara korban luka berat naik 155 orang, atau 15,91 persen.
Mabes Polri mencatat, kerugian material juga ikut naik akibat meningkatnya angka kecelakaan. Jumlah kerugian mencapai Rp 7,5 miliar atau naik 220 persen. Pada H-4 Lebaran saja, kerugian kecelakaan mencapai Rp 2 miliar.
Hakim menuturkan, kecelakaan terbanyak adalah tabrakan depan-depan atau “adu banteng”. Korban kecelakaan jenis ini mencapai 81 orang. Lokasinya paling banyak di jalur mudik yang tak memiliki median jalan.
Kecelakaan tunggal, mengantuk, dan mengendarai sepeda motor lebih dari dua orang, pun memperpanjang daftar korban. Peristiwa lain adalah tabrakan depan-belakang tercatat 37 kali. Peristiwa kendaraan menabrak pengguna jalan juga cukup tinggi, di mana 40 kali kejadian ini menimpa warga di sepanjang jalur mudik.
Bagi pengendara sepeda motor, penyebab kecelakaan paling banyak adalah karena berboncengan lebih dari satu orang. Jumlahnya mencapai 104 orang. Pada urutan kedua karena mengantuk. Ada 32 kasus, dan 88 pengendara motor celaka akibat kondisi fisik yang lelah ini.
Kecelakaan paling banyak terjadi di KM 56-154 Tol Purbaleunyi atau Cipularang (Cikampek-Purwakarta- Padalarang) dan Padaleunyi (Padalarang-Cileunyi). Faktor mengantuk, dan melaju dengan kecepatan tinggi plus muatan barang berlebihan adalah penyebab kecelakaan terbesar.
Sedangkan untuk angkutan laut, tenggelamnya KMP Windu Karsa di Teluk Bone akibat overcapacity turut memperpanjang daftar kecelakaan mudik Lebaran tahun ini. Akibat peristiwa itu belasan orang tewas. |dtc|