Kegempaan Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda yang terekam selama 11 jam 23 menit pada hari Selasa sebanyak 423 kali.
“Kegempaan yang kami rekam pada Selasa kemarin tidak secara keseluruhan atau seharian, karena Solar Panel, salah satu komponen alat penangkap gempa, Sismometer tidak berfungsi,” kata Kepala Pos GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Rabu.
Dia menjelaskan, kegempaan yang tidak terekam secara utuh selama 1 x 24 jam itu dikarenakan Solar Panel tertutup debu vulkanik yang dikeluarkan oleh GAK.
“Kalau dilihat secara fluktuatif kegempaan, masih seperti yang sudah-sudah dikisaran 600 – 700 kali,” ujarnya.
Secara rinci katanya, dari jumlah total kegempaan sebanyak 427 kali, untuk vulkanik dalam (VA) enam kali, vulkanik dangkal (VB) 127 kali, letusan tujuh kali, tremor letusan 31 kali, tremor harmonik 23 kali, dan hembusan sebanyak 23 kali.
“Kalau Solar Panel itu sudah tidak tertutup debu, maka kegempaan GAK akan dapat dipantau lagi. Kami berharap hujan turun di sekilat gunung, agar Solar Panel bersih dan berfungsi,” ujarnya.
Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Provinsi Jawa Barat masih merekomendasikan larangan warga untuk mendekat pada radius dua kilometer.
“Kami masih menetapkan GAK pada level II atau `waspada`, dan kami melarang siapapun untuk mendekat ke lokasi sampai radius dua kilometer,” katanya menjelaskan.
Sementara untuk ketinggian asap GAK mencapai 300 meter, mengarah ke Utara atau Lampung. “Warna asapnya putih dan hitam,” kata Anton.
Sumber: antaranews.com