George Toisutta secara tak langsung mengakui bahwa itu kelemahan di tubuh TNI AD. Namun menurutnya kelemahan itu muncul karena TNI AD banyak melakukan sesuatu.
“Enggak usah ditanggapi. Ya memang ada kelemahan yang harus diperbaiki. Kelemahan itu ada dan selalu akan muncul saat kita berbuat. Kalau tidak pernah berbuat maka tidak ada kelemahan. Jangan merasa maju dengan tidak ada kelemahan, karena kelemahan dikasih kemajuan,” jawabnya saat ditanya mengenai kekerasan militer yang kembali meningkat.
Hal itu ia sampaikan usai membuka Rapat Pembinaan Teknis Kecabangan (Rabiniscab) TNI AD di Pusat Pendidikan Arteleri Meda (Pusdik Armed) Jalan Gatot Subroto Cimahi, Rabu (22/6/2011).
Jadi kekerasan militer itu kelemahan pada masa pimpinan bapak? “Yang penting kita sudah berbuat karena TNI AD itu berbuat banyak, jadi banyak kelemahan. Namanya trial and error. Sekarang balikkan pada Kontras. Pilih jadi dinosaurus yang hanya duduk melihat saja atau ada kelemahan untuk kemajuan Indonesia,” katanya.
Kontras mencatat ada beberapa insiden seperti tewasnya Charles Mali di Atambua, insiden bentrokan di Kebumen serta penyiksaan yang dilakukan TNI di Papua. Terakhir kekerasan militer terjadi di Batam, Anggota TNI Batalyon 134 Batam Prada Agiopan diduga tewas di tangan komandannya pada Sabtu (18/6/2011) di tempat tugas. (dtc)