Kepolisian New York, AS telah merilis rekomendasi untuk keamanan sektor swasta dan mitra kontraterorisme untuk mengurangi risiko yang terkait dengan insiden penembak aktif.
Menurut Komisaris Polisi, Raymond W. Kelly, fenomena penembakan di AS sering muncul tiba-tiba dan tanpa diduga sebelumnya.
“Setelah penembakan Virginia Tech dan serangan teroris di Mumbai, Kepolisian melakukan analisis statistik terhadapa insiden penembakan aktif dari tahun 1966-2011 hasil nya adalah membentuk rekomendasi guna mengatasi para penembak tersebut.
Seperti yang dikutip dari situs Security Manegement, laporan ini dirilis hampir dua minggu setelah tersangka, Jared Loughner yang diduga melakukan penembakan membabi buta atas anggota Kongres Gabrielle Giffords (D-AZ) serta menewaskan 6 orang dan melukai 12 orang lainnya di Tucson, Arizona. Loughner tidak mengaku bersalah atas tiga tuduhan dari pihak federal atas percobaan pembunuhan ini.
Laporan Rekomendasi (pdf.),seperti yang dirilis dari hasil konferensi pihak departemen kepolisian New York (NYPD), menetapkan tiga rekomendasi untuk mengatasi penembakan yakni: prosedur, sistem, dan pelatihan.
Menurut NYPD, beberapa prosedur bagi manajer keamanan gedung harus melakukan identifikasi beberapa rute evakuasi dan berlatih di bawah kondisi yang berbeda, membangun lokasi penampungan bagi orang untuk bersembunyi, dan memilih titik kontak agar dapat menghubungi pihak kepolisian untuk bekerja dalam mengatasi serangan.
Pengelola bangunan juga harus melengkapi dengan sistem akses kontrol berbasis credential, dengan cakupan CCTV, beberapa pilihan komunikasi real-time, dan lift yang dapat dikendalikan atau dikunci melalui perintah yang terpusat.
Personil keamanan pada sebuah gedung bangunan juga harus melatih penghuni dengan metode bertahan hidup dari aksi penembak aktif, penghuni hanya memiliki tiga pilihan dalam suatu insiden penembakan yakni: mengungsi, bersembunyi, atau melawan.
Penghuni yang selamat dari serangan itu juga perlu mengetahui bagaimana berurusan dengan pihak polisi, terutama jika penyerang masih dalam keadaan mengamuk. Laporan ini merekomendasikan bahwa penghuni mesti: ” mengikuti semua instruksi resmi, tetap tenang, menjaga situasi pada setiap saat, dan menghindari membuat gerakan tiba-tiba yang berbahaya atau mengkhawatirkan yang dapat mengalihkan perhatian penembak”
Laporan ini juga menganalisis statistik hampir 300 insiden untuk mengidentifikasi tren penembakan. Analisis ini menemukan bahwa kebanyakan penembak aktif adalah pria, melakukan serangan mereka secara sendirian, dan biasanya targetnya adalah sekolah atau tempat kerja/umum, tergantung pada usia mereka. Serangan yang khas, menurut NYPD setiap penembakan sepaling tidak membunuh rata-rata dua orang dan juga melukai rata-rata dua orang. Catatan melaporkan bahwa korban serangan penembak aktif telah berakhir dengan korban yang tidak proporsional.
Foto : Security Management