Paling tidak 31 orang tewas sejak dua hari terakhir akibat kerusuhan etnik di Karachi, Pakistan. Para pejabat mengatakan 11 orang sejauh ini ditembak mati Selasa (02/08) sementara 20 lainnya tewas pada hari sebelumnya. Pembunuhan dan bentrokan menelan lebih dari 200 korban jiwa di Karachi bulan Juli lalu.
Kelompok bersenjata yang didukung oleh partai-partai politik Pakistan dilaporkan bertanggung jawab atas kerusuhan ini. Polisi mengatakan kelompok bersenjata dikendalikan oleh para penjahat. Tetapi para pengkritik mengatakan koalisi yang memerintah di Pakistan tidak mau menindak mereka.
Menteri Dalam Negeri Rehman Malik mengatakan Karachi mengalami “serangan teror dan pertumpahan daerah”, dan pemerintah akan melakukan “apapun untuk memulihkan keamanan.” “Kami telah memerintahkan pesawat pengawas untuk dikerahkan di Karachi untuk menumpas pembunuh,” kata Rehman.
“Saya peringatkan mereka bahwa mereka telah cukup menguji pemerintah. Rakyat dan pemerintah tidak akan membiarkan hal ini terjadi lagi. Akan ada langkah tegas. Saya tidak akan mengatakan apa-apa lagi sekarang. Anda akan saksikan sendiri.”
Pejabat kementrian dalam negeri Sharfuddin Memon mengatakan kepada kantor berita AFP bunyi tembakan masih terdengar di salah satu kawasan kota yang paling parah, Surjani, yang merupakan markas para penjahat. “Para penjahat ingin mengguncang upaya meraih perdamaian di kota ini,” katanya. Polisi mengatakan puluhan sepeda motor dibakar di dalam satu pabrik dan satu restoran serta beberapa kendaraan juga dibakar.
Dalam laporan terakhir, Komisi Hak Asasi Paksitan (HRPC) mengatakan 490 orang tewas dalam peristiwa pembunuhan di Karachi dalam enam bulan pertama tahun ini, dibandingkan 748 tahun 2010. Wartawan BBC Syed Shoiab Hasan di Karachi mengatakan pembunuhan itu semakin membabi buta. Hasan mengatakan bukan hanya politisi yang menjadi sasaran namun juga semua kalangan termasuk penjaga toko, pemilik restoran, supir truk dan bahkan orang yang tengah berjalan kaki juga ditembak mati.
Kerusuhan juga semakin diwarnai unsur etnik dengan sasaran masyarakat yang berbahasa Pasthtun dan Urdu. Polisi mengatakan para aktifis Pashtun dalam Partai Nasional Awami dan juga Gerakan Muttahida Qaumi (MQM) dengan didukung mayoritas masyarakat Karachi yang berbahasa Urdu- bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.
Partai-partai politik itu terlibat perebutan suara dan tanah walaupun berkoalisi dalam partai yang memerintah. Wartawan BBC Shoiab Hasan mengatakan pemerintah seperti tak berdaya untuk menangani kerusuhan itu. Para pejabat keamanan mengatakan ketidakberdayaan disebabkan banyak politisi senior yang melindungi mereka yang terlibat pembunuhan.
Mereka mengatakan Karachi akan terus membara sampai pasukan keamanan dijinkan untuk menahan mereka yang terlibat. Hari Senin lalu, HRPC menyerukan penyelesaian politik atas kerusuhan itu. “Karachi berada di ambang gelombang kerusuhan politik, etnik dan sektarian yang mengguncang tradisi toleransi,” kata organisasi hak asasi manusia itu.
“Kelompok penjarah lahan dan mafia mencoba mengeksploitasi tidak adanya ketertiban namun mereka bukan dalang di balik permainan mematikan ini.” “Kelompok politik yang punya kewenangan lah yang memegang kunci perdamaian,” tambah HRPC. |dtc|