Kota-kota besar di Indonesia, permasalahan utamanya adalah kemacetan lalulintas dan kebersihan. Tak hanya kota-kota besar, kotamadya yang dalam tahap berkembang juga menghadapi hal serupa. Seperti yang dialami kota Siantar sebagai ibukota Pematang Siantar.
Pantauan SWATT Online ketika berkesempatan mengunjungi kota ini awal April kemarin, masalah kemacetan lalulintas dan kebersihan kota menjadi permasalahan penting yang harus segerea dicari solusinya.
Salah seorang pengacara di Siantar, Tamin Halim, SH mengatakan, kesadaran masyarakat kota Siantar dalam berlalulintas masih sangat rendah. Apalagi angkutan umum yang melintas di beberapa ruas jalan perkotaan. Menaikkan dan menurunkan penumpang sesuka hatinya saja.
“Masalah penataan parkir dan kesadaran para pengguna jalan harus ditinggkatkan,”paparnya.
Kemacetan lalulintas sering terjadi di Jalan Merdeka dan Jalan Sutomo Pematang Siantar. Di dua jalur yang dilalui angkutan umum ini, banyak pengguna jalan yang parkir sembarangan dan menyeberang sembarangan. Padahal, jembatan penyeberangan sudah di sediakan dan zebra cross juga ada di tempat-tempat khusus seperti di depan pusat perbelanjaan dan beberapa persimpangan.
Menyambut Hari Ulang Tahun Kota Pematang Siantar yang ke-140 tahun, pemerintah kota Pematang Siantar perlu melakukan evaluasi dan penataan kota yang lebih baik dan memberi rasa aman kepada warganya.
“Untuk mengubah kebiasaan masyarakat yang cenderung melanggar lalulintas tidak mudah. Butuh waktu lama jika sosialisasi dan efek jera dilakukan setengah hati. Aparat kepolisian dan dinas perhubungan harus tegas dalam memberikan sanksi terhadap pengguna jalan yang melanggar aturan dan rambu lalulintas,” tandas Tamin Halim.
Kota Pematang Siantar, menjadi salah satu alternative jalan lintas menuju kota wisata Danau Toba, Parapat. Kota ini pun sebenarnya memiliki banyak objek wisata seperti Taman Hewan, Rumah Adat Simalungun dan wisata kuliner yang sangat beragam. (mes)
Foto : James P Pardede