
Negara kita memiliki kekayaan sumber daya alam yang sangat luar biasa, khusus untuk Sumatera Utara saja misalnya. Sumut memiliki keunggulan sumber daya alam (SDA) yang melimpah. Hanya saja, belum dibarengi dengan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat mengembangkan SDA tersebut.
Menurut Ketua Umum Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta Sumatera Utara (FP-PTSU) H. Hasfin Hardi, SE,MSi kepada SWATT Online dikantornya di Medan (13/3), bahwa pemanfaatan SDA dengan maksimal membutuhkan SDM yang profesional dan berkualitas.
“Inilah yang menjadi tugas akademisi, bagaimana caranya menciptakan SDM yang berkualitas di Sumut. Menciptakan SDM yang kreatif dan berwawasan,” kata Hasfin yang juga Rektor Universitas Quality.
Terbentuknya Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Swasta Sumatera Utara, kata Hasfin Hardi bukan menjadi tandingan dari Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta (APTISI). Tapi akan menjadi mitra dalam mewujudkan tri dharma perguruan tinggi di kampus-kampus yang menjadi anggota kedua-duanya.
Koordinator Kopertis Wilayah I Sumut-Aceh, Prof M Nawawiy Loebis menegaskan, FF-PTSU memiliki gerakan di tingkat lokal tapi mengglobal sementara Aptisi memiliki gerakan nasional. Terbentuknya forum ini diharapkan akan ada suasana baru dalam dunia perguruan tinggi di Sumut.
Karena, lanjut Nawawiy, yang sering menjadi persoalan di beberapa perguruan tinggi saat ini adalah kualitas dosen dan sarana prasarana yang ada di Perguruan Tinggi Swasta (PTS)di Sumut dan NAD masih menjadi problem utama yang belum tuntas.
“Kualitas dan ketersedian dosen penting dipenuhi PTS, karena menyangkut akreditasi. Begitu halnya, sarana prasarana masih banyak yang kurang. Dengan forum ini diharapkan mampu saling membantu dan menguatkan antar PTS,” tandasnya.
Kondisi saat ini, kata Nawawiy, terdapat 60 persen program studi (prodi) di PTS yang tak terakreditasi. Sementara itu 100 prodi tidak mendaftar kembali dan terancam tutup. Persoalan paling penting sebenarnya adalah minimnya kualifikasi dosen dan fasilitas PTS tersebut.
Permasalahan-permasalahan seperti ini, lanjut Nawawiy jangan dianggap momok dan terus dimatikan izinnya. Namun kita minta agar PTS tersebut harus cepat bertindak dan mengurusnya jika tidak ingin terkena ancaman ditutup.
Harapan kita, dengan lahirnya forum ini, para pimpinan PTS bisa saling membantu dan tukar menukar dosen. Dengan forum ini PTS juga segera berbenah diri karena tuntutan dunia pendidikan tinggi ke depan semakin ketat.
Sementara Pembantu Rektor IV Universitas Pancabudi (UNPAB) Medan Indra Jaya mengatakan bahwa di tengah situasi dan kondisi bangsa seperti sekarang, PTS harus membuat terobosan baru untuk meciptakan SDM yang handal seperti menciptakan cyber campus.
“Cyber campus ini bisa difungsikan untuk mengasah keahlian di bidang iptek. Selain itu, segala sesuatu yang ada di kampus bisa dipubilkasikan lewat cyber ini,” ucapnya.
Kemudian, cyber kampus diharapkan menjadi wadah pembelajaran menuju pola belajar sistem elektronik (elektronik learning atau e-Learning). Dimana, pembelajaran tersebut sudah lebih dulu dilakukan PTS dan PTN di Pulau Jawa.
Forum Pimpinan PTS yang dibentuk untuk periode 2012-2017 terdiri dari Pembina Prof M Nawawiy Loebis, Dewan Penasehat terdiri Raja Muda, Datuk Adil dan Drs H Indra Jaya Lubis AK, Ketua umum H Hasfin Hardi SE MSi, Ketua I-III masing-masing Ir B Ricson Simarmata MSEE, Drs. Agussani dan Dr Ir M Asaad MSc. Sekum HM Nasir Mahmud MSi MBA, Wakil I-IV Tarmizi SH, Drs Syaiful Bahri MAP, Drs Bagin Ginting ST MT dan Dr Yuris Danilwan. Kemudian, Bendahara Umum Dr Amiruddin Lubis, Wakil I-III Dr Ivan Elisabeth Purba, Drs Syamsul Sah Lubis MSc dan Prof Dr Zulkarnain Lubis MSc|James P.Pardede