Besarnya sebuah organisasi harus dimulai dari ruang lingkup yang kecil. Dan tidak bisa langsung untuk melakukan hal yang besar, karena semua melalui proses dan bertahap.
Demikian sebuah pesan yang terlontar dari Ketua Ikatan Keluarga Besar Alumni Universitas Muslim Indonesia (IKA-UMI) se-Jabodetabek Panglima Ali ketika acara silaturrahim sekaligus memperet tali persaudaraan antar Alumni Universitas Muslim Indonesia – Makassar, Jumat (19/08).
Turut hadir dalam acara adalah ketua IKA-UMI Jabodetabek, ketua harian, wakil sekjen, sekretaris, dan puluhan kader IKA- UMI Makassar lainnya.
Dalam sambutan pidatonya Panglima Ali berharap dengan berkumpulnya kader-kader anggota IKA-UMI Makassar se-Jabotabek, seyogyanya mereka bisa saling berbagi pengalaman antara senior dan junior, baik yang sudah sukses maupun belum sehingga bisa melahirkan ide-ide yang kritis dan membangun untuk kebesaran IKA-UMI Makassar ke depannya.
“ Kita ini perantau yang datang ke Jakarta dengan satu tujuan mencapai kesuksesan yang telah dicapai oleh pedahulu kita. Banyak yang berhasil, namun tidak sedikit yang gagal dan hanya sekedar bertahan hidup di Ibukota yang konon lebih kejam dari ibu tiri. Maka dari itu kita harus bersatu,” katanya mengingatkan.
IKA-UMI Makassar, lanjutnya, hendaknya jangan berharap untuk segala sesuatu yang terlalu besar. IKA UMI wajib menyadari kemampuan sendiri dan melakukan sesuatu dari yang sederhana dan tetap berpegang prinsip pada idealisme seperti halnya ketika masa waktu kuliah dulu.
“Jika IKA-UMI Makassar se-Jabotabek memang sepenuh hati yakin bahwa organisasi ini memiliki kemampuan untuk menempuh hal yang setingkat lebih tinggi, kita boleh mengharapkan sesuatu yang lebih. Dengan demikian, idealisme yang kita miliki tidaklah menjadi sebuah idealisme semata. Dan Insya Allah, IKA UMI pun akan dikenal masyarakat luas,” terangnya
Direktur Utama Perusahaan Security Phisik Dinamika (SPD) ini juga berpesan, agar ajang silaturrahim ini dilakukan secara kontinue guna menarik minat para alumni Ikatan Universitas Muslim Indonesia, Makassar lainnya yang kini bekerja atau berada tinggal di Jakarta.
“Saya yakin apabila IKA-UMI Makassar sudah sedemikian solid karena tiap anggota sudah sadar akan kewajibannya dan mereka justru menjalankan kewajibannya masing – masing dengan penuh tanggung awab dan dedikasi tinggi di IKA-UMI Makassar se-Jabotabek, dari luar pun kita tampak seperti besar,” terangnya.
Usai memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan buka puasa di ruang Sekretariat IKA UMI se- Jabotabek di Gedung Tranka Lt.3, Jalan Pasar Minggu Km. 17 No.17. Kemudian diteruskan dengandan shalat Maghrib berjamaah sebagai penutup kegiatan.
Perlu diketahui bersama, IKA UMI berdiri setelah kampus hijau memasuki usia 24 tahun. Saat itu, sejumlah alumninya sudah menempati jabatan strategis di sejumlah institusi di Sulsel dan Indonesia Timur.
HM Serang (Fakultas Ekonomi), saat itu terpilih menjadi ketua pertama, dalam sebuah rapat umum. Kemudian HM Jobhar Bima (Fakultas Ekonomi), menyusul Mansyur Ramly (Fakultas Ekonomi), Abid Tonro (Fakultas Ekonomi), dan terakhir Zulkarnaen Arief (Fakultas Teknik), selama dua periode.
Peran IKA UMI memiliki peran strategis sebagai wadah komunikasi, berbagi informasi, dan mempererat silaturahmi.|Heru Lianto|