Ketua Komisi III Gede Pasek mengomentari penembakan terhadap anggota polisi di depan KPK. Menurutnya, penembakan itu terjadi karena prosedur tetap pengawalan truk tidak dijalankan oleh petugas.
“Kemarin itu kan Protapnya (Prosedur Tetap) nggak dijalankan. Pengawalan enam truk itu jalan sendiri,” kata Ketua Komisi III Gede Pasek Suardika di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/9/2013).
Seragam yang dikenakan petugas memang membuat polisi lebih mudah diidentifikasi. Namun, menurut Pasek, permasalahannya bukan terletak pada seragam dinas yang dikenakan, melainkan karena tidak adanya pengawalan dari polisi yang berpakaian preman.
“Kan seharusnya ada yang terbuka (berpakaian seragam) dan dan tertutup (berpakaian preman),” ujarnya.
Pasek tak melihat adanya kesengajaan pemilihan tempat dalam aksi penembakan semalam. Tempat di depan Gedung KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hanya merupakan kebetulan.
“Saya yakin ini hanya momentum saja (di depan KPK, karena kan sudah diikuti. Mungkin bisa di mana saja menembak, tapi sulit melarikan diri. Kalau di depan KPK juga mungkin suasananya memungkinkan,” pungkasnya.
Seorang anggota Provos Ditpol Air Bripka Sukardi yang sedang mengawal enam truk ditembak orang tak dikenal di depan KPK, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (10/9) malam. Peluru kaliber 4,5 mm ditembakkan ke tubuh polisi nahas itu. Diduga ada 4 orang yang melancarkan serangan itu. [dtc]