Kondisi bangunan kantor bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, di lantai dua dan tiga Pasar Bambaru kian mengkhawatirkan.
Saat curah hujan meningkat terjadi di Kota Palu, hampir semua bangunan kantor bersama tersebut basah. Rembesan air menembus lantai cor yang ditutupi aspal. Bangunan itu hasil rehab yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral Kota Palu.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja, Drs Jamaluddin Parenrengi, mengaku pihaknya pernah melakukan perbaikan sendiri kebocoran lantai atas gedung Bambaru. Hasilnya cukup memuaskan, karena mampu menghentikan masalah yang selama ini cukup mengganggu kinerja para Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungannya.
“Sekarang malah setelah direhab oleh Dinas PU, rembesan air hujan makin bertambah. Kalau tahu akan seperti ini jadinya mungkin sebaiknya pekerjaan lantai atas gedung tetap dipertahankan seperti saat kami rehab sendiri dibanding setelah di tutup oleh aspal,” ujarnya.
Jamal sapaan akrabnya, meminta agar Dinas PU ESDM lebih serius lagi melakukan tugasnya. Kata dia, seharusnya sebelum melakukan pekerjaan, pihak PU sudah memikirkan dengan matang pola rehab yang harus dilakukan.
“Dengan anggaran rehab sebesar Rp500 juta, sangat tidak sesuai dengan hasil kerja yang ada. Kami berharap Dinas PU lebih seriuis lagi dalam melakukan tugasnya,” tegas Jamal.
Mantan Kepala Dinas Perhubungan Kota Palu ini, berharap dalam waktu dekat pemerintah kembali menyiapkan anggaran untuk penanganan kebocoran lantai atas yang menyebabkan air merembes di setiap ruangan kantor.
Sementara itu, Kepala Seksi Bangunan dan Gedung PU ESDM Kota Palu, Haris Karim mengatakan jika penanganan rehab di kantor bersama tersebut terkendala pada besar anggaran rehab yang dibebankan pada instansinya.
“Anggaran Rp500 juta untuk rehab pertama saat gedung Bambaru mulai di fungsikan, awalnya hanya diperuntukkan bagi empat kantor. Tetapi dalam pelaksanaan pekerjaan, kami dibebankan untuk menuntaskan masalah kebocoram lantai di 19 kantor dan organisasi yang ada. Dana itu jelas tidak sesuai dengan kebutuhan material. Dan hasilnya ya seperti apa yang terjadi saat ini,” terangnya.
Haris, menjelaskan bahwa masalah kebocoran lantai di gebung Bambaru, tidak bisa teratasi jika pemerintah tidak serius dalam menyiapkan anggaran yang cukup untuk penanganan lantai yang bocor. Hal ini dilatarbelakangi oleh keadaan gedung yang memang menurutnya sudah sangat tua.
“Gebung Bambaru adalah bangunan yang sangat lama, jelas struktur bangunanya kurang layak lagi. Penanganan masalah kebocoran hanya bisa dituntaskan jika pemerintah menyiapkan anggaran untuk dilakukan penutupan dengan menggunakan atap,” tukasnya.
Sumber: radarsulteng.com