Makassar, Tribun – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel, Irjen Polisi Adang Rochjana, menilai kinerja satuan reserse Polrestabes Makassar yang dipimpin oleh AKBP Fajaruddin buruk.
Hal tersebut diungkapkan Adang saat sejumlah wartawan mengonfirmasi mengenai lambatnya aparat kepolisian mengungkap kasus pencurian brangkas dan ATM di Makassar, Rabu (28/7).
Menurut Adang, saat ia mulai menjabat Kapolda di Sulsel, Kasat Reserse dan Kriminal Polrestabes Makassar dijabat oleh AKBP Yudi AB Sinlaeloe. Saat itu kasus yang mencuat adalah perampokan laptop milik sejumlah pengunjung warung kopi ber-wifi.
Kasus perampokan laptop tersebut berhasil diredam. Yudi akhirnya dipromosikan dalam jabatan barunya sebagai Kapolres Tana Toraja menggantikan AKBP Viktor.
Yudi akhirnya digantikan oleh AKBP Fajaruddin. Namun setelah sekian lama bertuugas, sejumlah kasus besar seperti perampokan bank hingga pencurian ATM tidak terungkap. Hal inilah yang membuat Adang menilai kinerja AKBP Fajaruddin buruk.
“Saya ini pernah menjadi bawahan dan menjadi anggota reserse. Dulu kami berhasil mengungkap sejumlah kasus besar seperti pembunuhan hakim agung. Kami tidak tidur dan itu membuahkan hasil,” jelas Adang.
Masih menurut Adang, berbeda dengan sejumlah anggota reserse saat ini. Baru bekerja hingga pukul 02.00 dini hari, keesokan harinya mereka sudah sakit. “Seharusnya orang reserse itu bekerja di malam hari karena tingkat kejahatan lebih banyak di malam hari,” sindir Adang.
Ditanyai soal pencopotan, Adang mengaku masih akan mengevaluasi kinerja bawahannya tersebut. Fajarudin yang sudah diberi tenggang waktu selama dua minggu untu mengungkap pencurian ATM justru berangkat menunaikan ibadah umrah.
Di akhir pertemuan tersebut Adang menyindir. Ia mengatakan, masih banyak polisi lainnya yang siap dan mau menjabat jabatan Kepala Satuan (Kasat) Reserse dan Kriminal Polrestabes Makassar.
sumber: tribun-timur.com