
Jabatan Kepala Kepolisian Resor Kota Medan yang dijabat oleh Kombes Pol Tagam Sinaga, kemarin Rabu (8/2) telah diserahterimakan kepada Kombes Pol Monang Situmorang,SH,MSi di Aula Kamtibmas Mapolda Sumut Jalan Medan – Tanjung Morawa. Serah terima dipimpin langsung oleh Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro.
Harapan masyarakat Sumatera Utara, khususunya kota Medan, bahwa tugas baru menanti sentuhan tangan Monang Situmorang untuk menciptakan kota Medan yang ramah terhadap penghuninya. Menertibkan kota Medan yang masih marak dengan pencurian kendaraan bermotor.
Selain jabatan Kapolresta Medan, serah terima jabatan lainnya adalah Dirlantas Poldasu dari pejabat lama Kombes Pol Drs Bambang Sukamto SH MH kepada pejabat baru Kombes Pol Drs M Arkan Hamzah, Kapolres Tanah Karo dari AKBP Ignatius Agung Prasetyoko SH MH kepada AKBP Marcelino Sampouw SH SIK MT. Kemudian Kapolresta Langkat dari AKBP Mardiyanto SIK MSI kepada AKBP Leonardus Eric Bhismo SIK SH, Kapolres Nias Selatan dari AKBP Leonardus Eric Bhismo SIK MH kepada AKBP Juliat Permadi Wibowo SIK MH, Kapolres Asahan dari AKBP Drs Marzuki kepada AKBP Yustan Alpiani SIK, dan Kapolresta Dairi dari AKBP Yustan Alpiani SIK kepada AKBP Enggar Pareanom S Sos SIK.
Dalam Sambutannya, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro menyampaikan ucapan selamat kepada anggotanya yang mendapat jabatan baru. Wisjnu meminta agar semua personil polisi dapat lebih disiplin lagi dalam menjalankan tugas.
Serah terima jabatan harus dimaknai sebagai suatu proses atau dinamika dalam menjalani profesi sebagai pejabat negara. Sama halnya di kepolisian, pergantian posisi adalah hal yang wajar dan dimaknai dengan positif. Tugas Polri ke depan semakin berat dan kompleks dengan tantangan yang dihadapi, baik tantangan yang datang dari luar (eksternal) maupun tantangan dari dalam (internal).
Tantangan eksternal seperti diungkapkan Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro saat serah terima jabatan, selain gangguan Kamtibmas yang bersifat konvensional, seperti pencurian, perampokan dengan kekerasan, pencurian sepeda motor, juga gangguan keamanan yang ditimbulkan karena dampak dari persoalan idiologi, politik, ekonomi sosial, budaya, serta kerawanan pelaksanaan pemilukada di kabupaten/kota.
Sedangkan tantangan internal, ditandai masih cukup tinggi anggota Polri yang melakukan pelanggaran disiplin dan pelanggaran etika profesi, serta perbuatan oknum yang menurunkan citra Polri. Masyarakat selain membutuhkan rasa aman, juga mendambakan terwujudnya kehidupan yang lebih demokratis, bersih, transparan, dan akuntabel, serta meningkatnya kinerja Polri yang profesional dan proporsional.
Untuk mewujudkan harapan dan tuntutan itu, Polri harus bisa introspeksi diri, dapat memahami kekurangan dan kesalahannya. Terpenting terus berusaha melakukan perbaikan secara konsisten dalam pelaksanaan tugasnya, sehingga keberadaan Polri benar-benar dirasakan masyarakat sebagai polisi yang mampu melayani dengan baik.
Harapan masyarakat dengan pergantian ini kiranya membawa perubahan bagi kinerja Polri, khususnya dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat dan memberikan pelayanan yang lebih baik. (mes)