Korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) merayakan hari kemerdekan RI ke-66 dengan aksi keprihatinan. Mereka mendatangi Istana Merdeka, lalu menggelar aksi teatrikal sebagai bentuk protes atas terbengkalainya kasus-kasus HAM.
“Peringatan kemerdekaan lupa terhadap penderitaan rakyatnya sendiri. Masih ada penggusuran, penembakan di Papua dan kasus masa lalu yang belum selesai,” kata salah satu juru bicara korban pelanggaran HAM, Sumarsih di depan Istana, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Kamis (18/8/2011).
Teatrikal itu menghadirkan seorang yang wajahnya merah dengan tanda tanya di pipi kiri. Sementara rekan satunya lagi memoles wajahnya dengan cat putih pucat, ditangannya mencengkeram tengkorak manusia.
“Yang pertama menggambarkan penguasa yang penuh tanda tanya, satunya lagi rakyat yang mengadu tetapi tidak diperhatikan. Ia membawa tengkorak menunjukkan korban HAM yang tidak pernah selesai,” ucap salah seorang peserta aksi.
Aksi keprihatinan ini merupakan aksi ke-222 yang dilakukan setiap pekan sejak kasus Munir menyeruak. Tiap Kamis, mereka menyampaikan surat melalui Sekretariat Negara lewat pos jaga di depan istana. Tidak ada penjagaan berarti atas demonstrasi mingguan ini. Namun, pengawasan dari petugas tidak berseragam selalu terlihat. |dtc|