
Damaskus – Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebut sekitar 7.500 orang tewas dalam aksi brutal yang terjadi Suriah. PBB meminta pemerintahan Suriah untuk memperbolehkan masuknya bantuan kemanusiaan di negara itu. Seperti diberitakan AFP, Rabu (29/2/2012), Prancis mendesak Rusia dan China untuk kembali dalam resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB untuk menghentikan pertumpahan darah dan memberikan bantuan ke kota-kota para demonstran.
Kepala bidang politik PBB, Lynn Pacoe mengatakan kepada DK PBB bahwa saat ini terdapat sekitar 7.500 orang yang tewas dalam kurun waktu 11 bulan dalam kampanye penggulingan Presiden Bashar al-Assad.
Pascoe juga menyebut komunitas internasional gagal untuk menghentikan pembantian dan membuat pemerintah Suriah semakin berani bahwa mereka mempunyai hak impunitas. “Terdapat laporan yang kredibel bahwa korban meninggal mencapai 100 orang setiap harinya, termasuk anak-anak dan wanita. Total tentunya melebihi 7.500 orang,” kata Pascoe di depan DK PBB. Terdapat sekitar 25.000 orang pengungsi yang tersebar disekitar wilayah Suriah. Pascoe menambahkan, sekitar 100.000 hingga 200.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Pejabat PBB ini juga menyebut serangan ke kota para demonstran Suriah dengan menggunakan tank dan roket seperti mengingatkan pada pembantaian k kelompok Hama yang dilakukan oleh pemerintah Suriah pada tahun 1982. Puluhan ribu orang disebut tewas dalam pembantaian yang diperintahkan oleh ayah presiden al Assad, Hafez.
Empat distrik lain di Kota Homs juga menjadi target serangan pasukan Suriah. Malahan, kelompok-kelompok oposisi menyebutkan, jumlah korban jiwa sejauh ini telah mencapai antara 8.036 dan 8.638 orang. |dtc|