Korea Utara berjanji hari Jumat (23/07) kemarin, bahwa akan ada bentrok “fisik” sebagai reaksi terhadap rencana latihan militer bersama antara Amerika Serikat dan Korea Selatan.
“Akan ada bentrok fisik melawan ancaman yang ditentukan oleh militer Amerika Serikat,” kata juru bicara Korea Utara Ri Tong Il mengatakannya kepada wartawan
Sekitar 8.000 personil militer dari Amerika Serikat dan Korea Selatan dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam latihan militer bersama awal pekan ini.
Sebelumnya , Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengkritik tajam Korea Utara dalam sambutannya yang dibuat pada pertemuan tersebut.
“Resolusi damai untuk masalah di Semenanjung Korea hanya mungkin jika Korea Utara mengubah sikap secara fundamental,” katanya sebagaimana dilansir website edition.cnn.com
Clinton mengatakan Korea Utara bertanggung jawab atas serangan bulan Maret di kapal perang Cheonan Korea Selatan, yang menewaskan 46 pelaut Korea Selatan.
Sebuah penyelidikan internasional menyalahkan Korea Utara atas tenggelamnya kapal, namun sebuah pernyataan tegas dari Korea Utara membantah tuduhan tersebut.
Awal bulan ini, PBB secara resmi mengutuk tenggelamnya kapal, tapi tidak secara khusus mengacu nama Korea Utara.
Namun Clinton menyebutkan secara jelas dalam pidatonya Jumat itu.
“Di sini di Asia, Korea Utara, negara yang terisolasi dan berperang memunculkan kampanye yang provokatif, perilaku berbahaya,” katanya.
Ri menggambarkan latihan militer bersama AS-Korea Selatan direncanakan sebagai contoh lain kebijakan bermusuhan terhadap Korea Utara.
‘Ini merupakan ancaman besar bagi semenanjung Korea dan juga untuk kawasan Asia secara keseluruhan,” terangnya.
Dia mengatakan latihan itu merupakan perlawanan terhadap kedaulatan dan keamanan Korea Utara.
Latihan militer, yang dijuluki “Semangat Tak Terkalahkan,” dijadwalkan berjalan dari 25 Juli hingga 28 Juli.
Selain 8.000 personil yang terlibat, pejabat militer mengatakan akan mencakup 20 kapal dan kapal selam dan sekitar 200 pesawat.
Aliansi Gabungan Latihan Bersama Angkatan Laut dan Udara Korea Utara mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa tujuan dari latihan tersebut adalah untuk menyoroti kesiapan Aliansi dalam menghadapi ancaman Korea Utara yang dapat ditimbulkan.
Selain itu, Jendral Han Min-koo, ketua Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, mengatakan hal yang sama dalam pernyataannya, bahwa latihan tersebut akan menunjukkan kesiapan dan penyelesaian militer.
“Kami sepenuhnya siap berdiri untuk merespon lebih lanjut provokasi militer ke Korea Utara,” katanya. (ev)