Yong Moo Do salah satu bela diri yang wajib dikuasai oleh Prajurit TNI AD. Anggota personel TNI Makorem 071/WK, melaksanakan latihan bela diri Yong Moo Do.
Kegiatan yang dilaksanakan di Makorem 071/WK ini, dilatih oleh pelatih Yong Moo Do dari Makorem 071/WK yang telah melaksanakan Penataran Kader Pelatih Yong Moo Do di Yonif 406/CK selama 6 bulan. Gerakan Yong Moo Do yang sifatnya melumpuhkan lawan ini sangat bermanfaat dalam medan operasi apabila senjata lain sudah tidak berfungsi lagi.
Dalam profesionalisme keprajuritan, dipahami adanya tuntutan keterpaduan antara keunggulan moral, mental dan etika profesi, kesamaptaan jasmani yang tinggi dan kehandalan dalam keterampilan atau skill, yang biasa kita kenal dengan tanggap, tanggon dan trengginas. Ketiganya harus menyatu dalam tingkat kualitas yang setara dalam diri setiap prajurit agar tugas-tugas yang diembannya dapat dilakukannya secara optimal dengan hasil maksimal.
Faktor manusia adalah hal yang utama disamping dukungan alutsista yang memadai. Istilah asingnya ”Men Behind The Gun” yang berarti keberhasilan tugas akan sangat ditentukan oleh kecakapan dan kesiapan prajurit dalam mengawaki alutsista yang ada. Itu artinya, sumberdaya manusia prajurit menjadi sentral, sehingga pembangunan dan pengembangan kualitas prajurit menjadi mutlak dilakukan secara tepat, termasuk dalam membangun dan mengembangkan kualitas kemampuan perorangan seperti latihan bela diri Yong Moo Do ini.
Program Kasad tentang bela diri Yong Moo Do ini, bertujuan selain untuk membangun dan mengembangkan kualitas kesamaptaan jasmani para prajurit TNI Angkatan Darat, tetapi juga sebagai wahana bagi lahirnya atlit-atlit yang berprestasi dari lingkungan TNI Angkatan Darat, atlit-atlit yang dapat diproyeksikan untuk berkiprah pada event olahraga nasional dan internasional.
Serka Hadi (anggota Jasrem 071/WK) selaku pelatih mengatakan bahwa bela diri Yong Moo Do berasal dari Korea, Yong artinya naga, Moo bermakna bela diri, Do artinya kehidupan. Yong Moo Do berarti bela diri untuk kehidupan. Pada awal tahun 2008 bela diri ini sudah mulai dilatih dikalangan prajurit TNI ditetapkan sebagai Bela Diri Militer. Gerakannya gabungan antara Taekondo, Yudo, Aikido, Jusitsu yakni tehnik kuda-kuda, tendangan, kuncian, bantingan dan lain-lain. Adapun tingkatan sabuknya meliputi sabuk putih, kuning, hijau, biru, coklat, merah dan hitam.
Macam latihan atau tehnik yang dilatihkan, Kibon Sogi (Tehnik Kuda-Kuda), Jumok (tehnik Pukulan), Balchagi (Tehnik Tendangan), Nakbob (Tehnik Dasar Jatuhan), Sonkisul (Tehnik Kuncian), Momkisul (tehnik Bantingan) Beladiri ini Bertujuan Melaksanakan dan Mendukung Perintah Kasad yang menjadikan Beladiri Yong Moo Do sebagai Beladiri yang wajib dikuasai oleh setiap Prajurit TNI AD.
Bela diri baru yang berasal dari Korea ini, telah resmi menjadi (BDM) Bela Diri Militer khususnya TNI AD . Adanya tujuan latihan ini, diterapkan di beberapa kesatuan untuk diharapkan seluruh prajurit mampu menguasi bela diri, agar keberadaannya diharapkan dapat mengukir prestasi di beberapa event baik di tingkat Nasional, maupun di tingkat Internasional
Bela diri ini merupakan hal yang sangat mendasar dan menjadi tuntutan yang harus dikuasai prajurit, agar menjadi bekal kemampuan fisik dan bela diri yang handal dalam melaksanakan dan menyelesaikan setiap tugas yang diemban. Yong Moo Do merupakan olahraga yang dapat membentuk seorang prajurit bermental baja, agar punya disiplin yang baik, berdidikasi tinggi dan memiliki kemampuan mengatur waktu secara optimal. Bela Diri Militer Yoong Moo Do ini memang keras, dalam setiap gerakannya dan mampu melumpuhkan lawannya. (tniad.mil.id)