
MAKASSAR, BKM – Bencana angin kencang kembali menelan korban. Selain bertambah lagi jumlah rumah yang rusak, juga menewaskan dua orang di Kabupaten Sinjai. Sehingga, jumlah korban tewas akibat angin kencang sudah mencapai tiga orang, sedangkan rumah mencapai ribuan berdasarkan data dari sejumlah daerah di Sulsel.
Di Kabupaten Sinjai, angin kencang menyebabkan kapal nelayan tenggelam. Dua orang tewas, yaitu Sabir bin Yunus (35) dan Mulyadi (28), dan seorang lagi, Baharuddin bin Toba (36), belum ditemukan. Seorang nelayan lagi, Arman bin Anwar (17) ditemukan selamat.
Korban tewas merupakan warga Kelurahan Mananti, Kecamatan Tellumlimpoe, Kabupaten Sinjai dan ditemukan di Desa Perokanda, Kecamatan Koji, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Perahu yang ditumpangi keempat nelayan tenggelam setelah dihantam angin kencang di perairan Sumba Barat. Camat Tellumlimpoe Drs M Jabir B, kepada BKM kemarin mengatakan, keempat warganya tersebut ingin mencari ikan di perairan laut Sawu Sumba Barat namun dalam perjalanan perahu yang ditumpanginya tenggelam dihamtam ombak dan angin kencang.
“Saya sudah dapat informasi dari pemerintah setempat dan saudara Arman mengatakan bahwa kapal yang ditumpanginya tenggelam dan kedua temannya telah meninggal dunia sementara satunya belum diketemukan,” katanya.
Menurut Jabir, keempat nelayan tersebut berangkat pada tanggal 17 Maret menggunakan kapal bernama Starmail 01. “Sekitar sembilan kapal motor yang berangkat bersama korban. Selain korban, ada dua kapal lagi yang menurut informasi mengalami musibah yang sama,” ujarnya.
Jabir B juga mengatakan, pihak keluarga meminta agar jenazah kedua korban dikebumikan di Sinjai, namun proses pemakaman telah dilakukan di Sumba Barat oleh Kerukukan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Sumba Barat.
Sementara angin kencang di Kabupaten Soppeng mengakibatkan sejumlah rumah dan gedung sekolah rusak berat, serta beberapa pohon tumbang dan melintang di jalan sehingga mengganggu arus lalulintas. Sekcam Lalabata A Zulkarnain Soetomo mengatakan, Kelurahan Bila merupakan lokasi yang paling parah terkena angin kencang, yaitu 10 rumah mengalami kerusakan parah. Selain itu, dua gedung sekolah dan satu kantor koperasi unit desa juga rusak. Kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.
Di Kabupaten Sidrap, berdasarkan data BPBD Sidrap, sedikitnya tercatat 429 unit rumah warga rusak dari delapan kecamatan.
Kepala BPBD Sidrap, Siarah Barang yang dihubungi BKM kemarin mengatakan tim BPBD dan Dissonakertrans masih turun di lapangan untuk mendata jumlah kerusakan rumah di sejumlah kecamatan yang menjadi korban terjangan angin kencang tersebut. Sejauh ini, katanya, pihak BPBD sudah mendistribusikan bantuan tanggap darurat bencana kepada para korban.
“Sejauh ini satu orang dinyatakan meninggal dunia dan seorang lagi masih menjalani perawatan di RS Arifin Nu’mang akibat terjangan angin kencang Senin malam lalu,” ungkap Siara Barang, Rabu (21/3) kemarin.
Untuk total jumlah kerugian yang ditimbulkan bencana tersebut masih dilakukan verifikasi besarannya, baik yang mengalami rusak sedang maupun yang ringan. Menurutnya, pihak pemerintah Sidrap sudah berencana akan menggantikan semua kerugian kepada korban termasuk perbaikan atap dan dinding rumah.
“Kita belum bisa pastikan berapa total semua jumlah kerugian. Bantuan perbaikan rumah yang ditimbulkan bencana itu kita masih hitung dikecamatan masing-masing sekaligus menetapkan besaran jumlah bantuan masing-masing korban tersebut,” tandasnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Wilayah IV Makassar memprediksi bahawa peluang untuk terjadi angin kencang di daerah pesisir barat Sulawesi Selatan hingga akhir Maret. Daerah pesisir barat itu diantaranya pesisir Kabupaten Takalar, sebagian Gowa, Makassar, Maros, Pangkep hingga Pinrang. “Potensi terjadi angin kencang itu hingga akhir bulan Maret ini dan yang rawan itu di daerah pesisir Barat Sulsel,” ungkap Kepala Sub Bagian Pelayanan dan Data BMG Wilayah IV Makassar Soejarwo.
Sumber: beritakotamakassar.com