Belum genap satu minggu setelah keributan di Kumanis, Sijunjung, cakak banyak kembali terjadi di daerah Sijunjung. Kalau sebelumnya (16/8) terjadi antara warga Sijunjung dan Lintau, kali ini malah sesama warga Sijunjung. Parahnya lagi, kedua masa (Nagari Pematangpanjang dan Sijunjung) berada di kecamatan yang sama, Kecamatan Sijunjung.
Kejadian berawal ketika salah seorang pemuda J, yang berasal dari Pematangpanjang, Jorong Pondokjago, yang duduk di kelas 1 SMK, lewat di Nagari Sijunjung pada Sabtu (20/8) sore, tepatnya di Jorong Kampungberlian, mengendarai sepeda motor, tiba-tiba ada yang melemparinya dengan kulit jeruk. Spontan J berhenti mendadak. Kebetulan ada beberapa orang anak yang berada di pinggir jalan tersebut sedang main lempar-lemparan kulit jeruk. Tanpa banyak tanya, J langsung menampar si anak, M, yang masih duduk di kelas V SD itu.
Kebetulan ada pemuda yang duduk di simpang Kampungberlian dan melihat kejadian itu, langsung mendatangi J di tempat kejadian, dan menanyakan alasan J menapar M. Karena menjawab dengan asal-asalan, salah seorang pemuda Kampungberlian tersebut pun menampar J. Merasa tidak senang, J kemudian memutar seeda motornya balik ke Pondokjago, dan membawa 6 orang pemuda seusianya. Ternyata di Kampungberlian para pemuda pun telah siap-siap menunggu. Bahkan banyaknya puluhan. Kontan saja pertempuran terjadi. Pemuda Pondokjago pun kembali pulang untuk menambah pasukan.
Kali ini, tidak hanya pemuda Pondokjago yang datang melakukan penyerbuan, tapi dari berbagai jorong di Nagari Pematangpanjang. Perang sengit pun terjadi sekitar pukul 23.30 WIB. Tak ayal lagi, lemparan batu, saling tinju dan pukul habis-habisan terjadi di simpang Sitampung, samping SD 25 Sijunjung. Tiga rumah pun tidak luput dari leparan batu, karena ada beberapa pemuda Sijunjung yang lari ke dalam rumah. Hingga memecahkan jendela dan perabotan isi rumah. Lima motor dirusak dan dikupak. Pihak kepolisian dari Kapolres Sijunjung yang piket pada malam itu pun datang melerai. Tapi naas, 2 orang kepolisian yang berinisial AL dan RJ terkena lemparan batu, dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Karena salah satunya luka parah di bagian kepala, anggota piket itu kemudian dilarikan di RS Kapolda, Jati, Padang.
Setelah pertempuran mereda, permasalahan ini kemudian dibawa wali nagari kedua belah pihak ke balai room kantor bupati Sijunjung pada hari Minggu (21/8), pukul 03.00 dini hari. Di sana, dihadiri oleh Muspida Sijunjung, diantaranya, Dandim, Kapolres, dan Sekda, serta wali nagari kedua belah pihak, ketua KAN, BPN, ketua pemuda, dan pemuda kedua nagari tersebut.
“Alhamdulillah sudah selesai dan mudah-mudahan tidak akan berlanjut. Kami belum bisa berkomentar banyak. Masalah ini akan diredam dulu,” kata ketua pemuda Pematangpanjang, Mulyadi, kepada Padang Ekspres.
“Masalah ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Dan kedua belah pihak sudah berdamai. Dan persoalan ini tidak akan berlanjut,” imbuh Kasat Reskrim Kapolres Sijunjung, Suyanto.
Wali nagari Pematangpanjang, April Marsal juga menyayangkan masalah ini. Ia juga berharap, masalah ini tidak akan terjadi kembali.
“Sayang sekali saya sudah tahu kemudian. Andai saya tehu lebih awal, tentu tidak seperti ini jadinya. Saya berencana akan mengajak wali nagari Sijunjung untuk mengadakan acara silatuhrahmi pada lebaran nanti. Dengan membantai seekor jawi, kemudian, makan bersama di perbatasan Sijunjung dan Pematangpanjang. Dan kembali mengakrabkan para pemuda. Karena, bagaimanapun, antara nagari Pematangpanjang dan Sijunjung, sangat banyak yang berdunsanak, dan saling terkait. Semoga saja para pemuda kami bisa kembali akrab seperti dulu,” harapnya mengakhiri.
Sumber: padang-today.com