Setelah sebulan lebih menjadi teka-teki, akhirnya Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh menampilkan diri. Dia berpidato sebentar melalui video yang direkam di Arab Saudi dan disiarkan melalui stasiun televisi nasional, kemarin.
Penampilan Saleh terlihat sangat berbeda dengan sebelumnya. Wajahnya terlihat menghitam dan kedua tangannya dibalut perban.
Saleh dirawat di Arab Saudi setelah istananya diserang, pada 3 Juni lalu. Di negara sekutunya itu, Saleh disebut menjalani “lebih dari delapan kali operasi yang sukses.”
Dalam rekaman tujuh menit itu, terlihat Saleh duduk dengan posisi kaku. Dia mengenakan baju jubah putih dan kepalanya ditutupi kafiyeh.
“Saya mengirim salam dan penghargaan pada rakyat Yaman baik di dalam maupun di luar negeri atas keteguhan mereka menghadapi tantangan yang terjadi pada Jumat pertama bulan Rajab, yang dilakukan oleh elemen terorisme,” katanya, menyebut serangan terhadap istananya Juni lalu itu.
Tidak ada hal baru dalam pidatonya. Dia kembali mengatakan lawan-lawan politiknya memiliki “pemahaman yang salah tentang demokrasi”. Namun dia mengungkap harapannya bisa membagi kekuasaan dan berdialog dengan para penentangnya.
Dalam pidato itu Saleh tidak secara tegas mengatakan kapan dia kembali ke Yaman. Dia juga tidak menyatakan adanya peralihan kekuasaan seperti yang diharapkan kelompok oposisi. “Kita akan menghadapi tantangan dengan tantangan,” ujarnya dengan suara serak-serak.
Penampilan perdana Yaman setelah terluka itu menjadi perhatian utama rakyat Yaman, baik penentang maupun pendukungnya. Jalan-jalan sepi karena hampir semua orang duduk di depan televisi untuk melihat kondisi terakhir presiden mereka.
Menanggapi pidato Saleh, para pemimpin oposisi berkeras menuntut peralihan kekuasaan secara damai dan mulus. “Kami tetap berpegang pada peralihan kekuasaan dan menuntut Presiden Saleh memfasilitasi peralihan kekuasaan secara damai,” kata Hasan Zaid, salah seorang tokoh oposisi.
Pemimpin oposisi lainnya, Ahmedal Mansour, mengatakan, “Kami di pihak oposisi berharap Saleh segera mengumumkan penyelesaian mendesak guna mengakhiri kebuntuan politik yang berkepanjangan ini.”
Ribuan warga Yaman telah berunjuk rasa di seluruh pelosok Yaman selama berbulan-bulan, menuntut pemecatan Presiden Saleh. Serangkaian pembelotan oleh pasukan keamanan juga telah terjadi sejak protes anti-pemerintah dimulai bulan Februari. Aljazeera |Heru Lianto|
Foto : Aljazeera.