
MANADO — Dua orang personil Komisi C Dekot Manado dikabarkan nyaris adu jotos, kemarin siang. Tak jelas apa penyebab sebenarnya di balik insiden tersebut, walau ada desas-desus hal itu terkait dengan hasil pemilihan pimpinan komisi tersebut Selasa (07/2) lalu. Pemilihan itu menempatkan Ketua Partai Demokrat Manado, Moris Korah, sebagai ketua.
Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber menyatakan kedua orang itu, Franklin Sinjal dan Hanny Polii, sempat adu mulut di dalam ruang komisi. Entah pernyataan apa yang saling mereka lontarkan, yang membuat Franklin yang personil Partai Golkar, dan mantan ketua Komisi C itu, dan Hanny dari Hanura tersebut lalu ambil ancang-ancang akan baku pukul. Franklin disebut-sebut sempat mengangkat kursi sedangkan Hanny memegang asbak. Ketegangan mereka tak berlanjut karena sejumlah personil Dekot yang ada di situ kemudian melerai mereka.
Adanya ketegangan antara mereka itu dibenarkan Hanny. Menurutnya, ada percobaan perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan Franklin terhadap dirinya. Kejadian bermula saat dirinya berada di ruang Komisi C. Lalu, Franklin datang dengan raut muka marah dan mengatakan akan ribut di dewan. “Saya tidak tahu apa dasarnya itu. Dan apakah sudah direncanakan sebelumnya?” ungkapnya.
Emosi Sinjal, kata Hanny, tampak memanas dan kemudian hendak mengejarnya dengan kursi. Hanny menghindar gara-gara terjadi kejar-kejaran. Merasa keadaan terancam, Hanny berusaha membela diri. “Saya tentu menghindar dan berusaha mempertahankan diri,” akunya.
Kemudian, tuturnya, datang Lineke Kotambunan dan Amir Liputo, yang akhirnya melerai pertengkaran yang terjadi di antara kedua anggota dewan yang dikenal bersahabat dekat itu. “Iya memang sempat ada sedikit pertengkaran,” ujar seorang saksi yang enggan namanya dikorankan.
Secara pribadi Hanny mengaku tidak memiliki gesekan apapun dengan Franklin. “Malahan saya memperjuangkan agar tidak terjadi pemilihan voting. Keputusan musyawarah yang disepakati juga oleh beliau sendiri,” terang Hanny, sambil menyatakan Franklin menyerahkan dengan tulus jabatan Ketua Komisi C pada Moris.
Polii merasa tidak ada hal yang perlu dipersoalkan dari hasil pemilihan ketua yang baru. “Apalagi saya yang kena pelampiasan emosinya hari ini (kemarin, red). Sedangkan saya hanya anggota dan bukan pimpinan. Saya kan tidak merebut kursi kepemimpinan,” tegasnya.
Franklin saat dihubungi menyatakan peristiwa tersebut hanya dinamika biasa. “Ini hal biasa. Kenapa saya sempat emosi ketika itu hanyalah atas dasar kesalahan komunikasi pribadi,” ungkap Franklin melalui ponselnya. Dia juga menegaskan kesalahpahaman yang berbuntut tak sedap itu sama sekali tak ada kaitan dengan hal-hal politis, apalagi dengan suksesi pimpinan Komisi C.
Sementara itu, Amir Liputo menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya perbedaan pendapat adalah bagian dari dinamika berpolitik. “Dalam pemandangan saya, mereka berdua justru adalah kawan karib yang lebih dari seorang kakak dan adik,” ungkap Liputo.
Sumber: manadopost.co.id