TANGSE – Jalan lintas Tangse-Geumpang yang tertimbun longsor dan ambruk akibat banjir bandang, kini mulai dibersihkan. Sebanyak 11 unit alat berat, Senin (14/3) kemarin, dikerahkan ke lokasi untuk menyingkirkan material longsor. Bahkan, untuk mempercepat proses pembersihan, ruas jalan itu pun ditutup per dua jam.
Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Aceh, Ir Muhyan Yunan, yang didampingi Kadis PU Pidie Ir Anwar Ishak, mengatakan penutupan jalan yang menghubungkan Tangse-Mane-Geumpang itu terpaksa dilakukan untuk mempercepat proses penanganannya. “Kalau tidak ditutup, operator alat berat tidak bisa bekerja,” katanya, di Tangse, Pidie, kemarin.
Sebelumnya, Muhyan Yunan melapor via sms kepada Gubernur Irwandi Yusuf yang kemarin berada di Jakarta, bahwa ia bersama staf sedang berada di Tangse untuk menangani ruas-ruas jalan yang longsor akibat banjir bandang yang melanda 11 desa di kecamatan Tangse, Pidie, Kamis (10/3) malam.
Untuk penanganan jalan yang longsor, kata Muhyan, pihaknya sudah mengerahkan 11 unit alat berat, 8 unit ekscavator, 2 unit loader, dan 1 unit grader. “Melihat beratnya medan, perlu tambahan dua unit buldozer, terutama untuk pembersihan badan jalan agar lalu lintas lancar,” katanya.
Muhyan menambahkan, untuk pembersihan material longsor di enam titik pada ruas jalan Keumala-Geumpang, agar bisa tembus ke Geumpang, maka Tim BMCK Aceh/Satker Jalan Nasional terus berada di lapangan sejak kemarin untuk mengatasi gangguan tersebut.
Guna mempercepat proses pembersihan tersebut, pihak TNI di jajaran Korem 011/Lilawangsa juga mengerahkan sejumlah personilnya, yang kemarin, di lokasi tampak dipimpin langsung oleh Danrem 011/Lilawangsa Kol Inf Deni K Irawan.
Menurut pantauan Serambi, hingga siang kemarin, ruas jalan Tangse-Geumpang baru dapat dilintasi oleh para pejalan kaki dan pendara sepeda motor. Sedangkan mobil dan angkutan umum belum bisa melewati badan jalan yang sebagian besar tampak sudah ambruk ke sungai.
Menjawab Serambi Muhyan Yunan mengatakan pemulihan lintas Tangse-Geumpang secara permanen memerlukan dana sekitar Rp 45 miliar. Sementara untuk penanganan darurat membutuhkan waktu lebih dari satu minggu. Hal ini disebabkan kondisi medan terlalu berat. Di beberapa lokasi petugas harus melawan kerasnya batu cadas. Bahkan, katanya, ada tiga titik di lintasan Tangse-Geumpang yang memerlukan pemasangan jembatan beiley.
Serahkan bantuan
Dalam kunjungan kerja ke Tangse, Muhyan Yunan juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa kain sarung, handuk, selimut tebal, pakaian, susu, dan gula yang berasal dari rekanan BMCK Aceh, Balai Besar PU Medan, dan Satker APBN Wilayah I dan 2 Aceh.
Camat Tangse Jafaruddin di Posko Pemkab Pidie di Tangse kemarin juga menerima sejumlah bantuan dari Kepala Kantor Kementerian Agama Pidie, Drs Amiruddin Husein dan dari Pramuka Pidie Jaya.
Dalam kunjungan kerja ke Tangse, Kadis BMCK Muhyan Yunan juga menginstruksikan para pekerja di lapangan untuk memberikan prioritas penanganan penyelamatan badan jalan agar transportasi darat ke pedalaman Kabupaten Pidie segera normal kembali. “Kita juga mengerahkan bekho untuk membuat bronjong pengaman badan jalan,” katanya.
Dalam kesempatan terpisah, Muhyan Yunan, juga mengungkapkan bahwa lima ruas jalan antar kabupaten yang putus akibat bencana alam banjir dan tanah longsor, yaitu Tangse-Gempang, Kutacane-Blangkejeren, Kutacane-Blangkejren, Takengon-Pameu, dan Calang-Lamno, sampai kini terus dilakukan perbaikan agar arus transportasi mobil barang dan mobil penumpang bisa kembali lancar.
Sementara itu, Yayasan Sambinoe yang diketuai Nyonya Darwati A Gani juga telah membuka posko bantuan di lokasi bencana banjir bandang. Tim dokter Sambinoe akan dirotasi tiap empat hari sekali. “Sambinoe juga kemungkinan akan menambah posko di Blang Pandak, desa terkena banjir bandang yang masih terisolasi,” terang istri Gubernur Irwandi Yusuf itu.
Sumber: serambinews.com