Di musim gugur tahun 2000 lalu, lebih dari setahun setelah berakhirnya perang di Kosovo, ketika dua perwira intelijen militer asal NATO mengeluarkan laporan pertama yang mengenai kejahatan terorganisir lokal, yang di pimpin mantan Tentara Pembebasan Kosovo (KLA), Hashim Thaci, yang memiliki pengaruh di Kosovo terlibat dalam pendirian organisasi kejahatan lokal, yang mengendalikan sebagian besar Kosovo.”
Laporan tersebut, berasal dari berbagai sumber tentara negara-negara yang tergabung dalam organisasi NATO, menurut sumber-sumber NATO mengatakan sebelum demokrasi Kosovo lahir, Thaci merupakan sosok yang menjadi terkenal secara politik meskipun ia banyak menerima tuduhan kotor akan sepak terjangnya.
Laporan kejahatan tersebut tersedia secara luas dan diketahui oleh para pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) dan NATO. Dalam satu laporan setebal 36-halaman yang ditulis intelijen NATO membeberkan bahwa, Thaci bekerjasama dengan kelompok mafia terorganisir dengan memanfaatkan kedekatannya dengan para anggota Tentara KLA untuk melindungi aksi kejahatannya.
Selain itu, laporan tersebut juga melaporkankan bahwa Thaci terkait dengan berbagai kegiatan kriminal yang meliputi, pemerasan, pembunuhan dan perdagangan narkoba, mobil curian , rokok, senjata dan perempuan. Saat ini dengan didukung beberapa negara barat termasuk AS, Thaci malah menjadi Perdana Menteri di Kosovo.
Banyak intelijen mengetahui bahwa Tachi merupakan sosok yang amat kotor dan berbahaya. Bahkan, ia baru-baru ini terpilih kembali untuk masa jabatan kedua.
Meskipun pejabat AS mengetahui tentang berbagai tuduhan dengan rinci terhadap Thaci dan banyak mantan rekannya di KLA, dia tetap menjadi sekutu terhormat administrasi AS berturut-turut. Tidak diketahui apakah para pejabat AS telah melihat laporan kotor itu. Tetapi seorang diplomat NATO mengatakan bahwa pengetahuan umum bahwa Thaci diduga terlibat tindak pidana.
Dan ketika ditanya apakah ia mendengar tuduhan terhadap Thaci dan lain-lain selama bertahun-tahun? Daniel Serwer, seorang diplomat Amerika dan mantan diplomat senior di Balkan dan saat ini menjabat penasihat senior di Center for Transatlantic Relations di Johns Hopkins School of Advanced International Studies, mengatakan, “Tentu saja. Tuduhan itu sudah jadi rahasia umum. ”
Mantan Menteri Luar Negeri Madeleine Albright terlihat secarfa publik memeluk Thaci. Mantan Presiden George W. Bush juga amat akrab dengannya. Wakil Presiden Joseph Biden juga menyambut dia ke Gedung Putih, pada bulan Juli. Sekretaris Negara Hillary Clinton mengunjunginya di Kosovo baru-baru ini saat musim gugur. Begitu mesranya hubungan AS dan Tachi, hal ini mengabaikan sosok sebenarnya Tachi.
“Aku ingin kau tahu, bahwa kau adalah perdana menteri,” kata Clinton kepada Thaci, selama kunjungannya ke Pristina pada 13 Oktober tahun lalu. Hillary Clinton juga berpesan bahwa AS akan akan selalu bersama Anda. Kami adalah mitra Anda dan kami teman Anda dan kami sangat berkomitmen untuk masa depan Anda,” Ujar Hillary.
Serwer mengatakan bahwa Clinton “jelas mendengar tuduhan terhadap itu…. Kita semua mengetahuinya. ”
Kosovo, adalah negara kecil yang baru memulai demokrasi, Amerika Serikat dan NATO bersama-sama membantu membebaskan negara konflik melalui perang intervensi kemanusiaan. Thaci dan banyak pemimpin sesama gerilyawan Albania Kosovo yang dekat dengan AS dan sekutu-sekutu NATO dalam perang 1999 telah menempel pada kekuasaan dan menghadapi berbagai tuduhan pelanggaran pidana.
Dalam upaya untuk mendorong keadilan dan HAM, banyak warga takut untuk mengkritik perdana menteri dan sekutu-sekutunya, yang dituduh melanggar hak asasi manusia secara rutin. |bersambung…
Foto : GlobalPost