BIREUEN – Mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Masyarakat untuk Keprihatinan (AMUK) melancarkan aksi demo ke DPRK Bireuen, Rabu (20/4) dan hingga tadi malam masih bertahan di gedung dewan tersebut. AMUK menolak pengesahan RAPBK 2011 yang mereka nilai tidak berpihak rakyat sekaligus menentang pengalokasian dana sewa rumah untuk 35 anggota dewan.
Pantauan Serambi hingga pukul 20.20 WIB tadi malam, mahasiswa masih menduduki Gedung DPRK Bireuen. Mereka tidur di teras lantai utama gedung dengan beralaskan karton dan koran. Aparat kepolisian berseragam antihuru-hara tampak siaga mengamankan aksi tersebut, termasuk proses persidangan yang sedang berlangsung.
Bersamaan dengan aksi pendudukan gedung dewan tadi malam, para anggota DPRK Bireuen juga menggelar rapat paripurna pengesahan RAPBK 2011 di aula lantai tiga. Anggota dewan terlihat satu per satu naik untuk mengikuti rapat. Sedangkan mobil dinas yang biasanya diparkir di depan gedung tidak terlihat sama-sekali. Menurut info, mobil dinas anggota dewan diarahkan oleh security untuk diparkir di tempat lain, namun tidak jelas di mana.
Aksi AMUK ke DPRK Bireuen berawal sekitar pukul 08.30 WIB, ketika rombongan mahasiswa bergerak dari arah Peusangan ke pusat kota Bireuen dengan menggunakan sepeda motor dan mobil bak terbuka. Rombongan besar itu menuju ke satu titik konsentrasi awal di kawasan Tugu Batee Kureng, depan Meuligoe Bupati Bireuen.
Selanjutnya, sekitar pukul 09.30 WIB, massa AMUK dengan pengawalan ketat aparat kepolisian dari Polres Bireuen dan TNI, long march ke Gedung DPRK sambil mengusung sejumlah spanduk, poster dan berbagai media lainnya yang intinya menyiratkan kekecewaan terhadap DPRK. Mereka juga mengusung duplikat rumah sewa dan palu besar yang terbuat dari karton.
Kehadiran massa AMUK ke depan Gedung DPRK tak mendapat sambutan dari unsur pimpinan maupun anggota dewan. Mahasiswa terus berorasi secara bergantian. Setelah lebih kurang 30 menit berorasi, barulah muncul Ketua DPRK, Ridwan Muhammad didampingi dua anggota dewan menyambut para demonstran.
Koordinator Aksi, Suryadi didampingi sejumlah mahasiswa dan orator mengatakan, aksi yang mereka lakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap Kabupaten Bireuen yang kini terus dibelit berbagai masalah. “Kami juga menyampaikan pernyataan sikap secara tertulis kepada DPRK Bireuen,” kata Suryadi.
Tuntutan AMUK antara lain mendesak DPRK Bireuen memperjuangkan aspirasi rakyat dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, menolak pengesahan RAPBK 2011 yang belum berpihak rakyat, dan menolak biaya sewa rumah untuk 35 anggota dewan yang nilainya mencapai Rp 2,9 miliar untuk 2011 karena dinilai tidak sesuai dengan kondisi keuangan daerah.
Duduki gedung dewan
Dalam aksi kemarin, AMUK juga membuat surat pernyataan yang harus diteken Ketua DPRK Bireuen yang isinya memotong biaya sewa rumah sebesar 50 persen untuk setia anggota dewan dari jumlah yang telah ditetapkan. Namun, surat pernyataan yang telah disiapkan itu, hingga menjelang rapat paripurna dewan tadi malam belum diteken oleh ketua maupun pimpinan DPRK Bireuen. Inilah yang kemudian memaksa mahasiswa melakukan aksi menduduki gedung dewan. “Kami sudah bertekad, jika pernyataan itu tidak diteken, mahasiswa tetap akan menduduki gedung dewan,” tandas Suryadi cs.
Pada siang kemarin, Ketua DPRK Bireuen, Ridwan Muhammad di hadapan mahasiswa mengatakan, pihaknya menerima semua keluhan dan harapan yang disampaikan oleh mahasiswa namun meminta untuk membahas kembali dengan seluruh anggota DPRK Bireuen menyangkut berbagai tuntutan yang disuarakan. “Apapun yang kami kerjakan tetap untuk rakyat,” kata Ridwan.
Sumber: serambinews.com