Perayaan Natal Oikumene dan Syukuran Tahun Baru 2012/2013 dihadiri puluhan ribu umat Kristiani dari berbagai denominasi. Diawali dengan barisan poresi marching band Methodist, barisan pemuda membawa nama-nama gereja di Sumut, barisan hamba Tuhan seperti Ephorus, Uskup, panitia, pendeta dan pengisi acara di Stadion Teladan Medan, Minggu (20/1) kemarin.
Kemudian dirangkai dengan acara nasional dan kata sambutan Ketua Panitia Sanggam Bakkara, SH melaporkan bahwa rangkaian acara Natal Oikumene telah dilakukan pengobatan gratis, penghijauan, seminar dan dialog. Untuk pelayanan kesehatan, Panitia bekerjasama dengan YSKI memberikan kaki dan tangan pengganti serta pemberian kaca mata baca gratis.
Selanjutnya, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Prof. Mahfud MD menyampaikan sambutan bahwa perayaan keagamaan perlu mendapat apresiasi dari pemerintah tentang pentingnya beribadah. Karena beribadah bisa membuat kita lebih tenang dan mau berbuat baik kepada setiap orang.

“Tak ada satu agama pun di dunia ini yang menginginkan perpecahan. Undang-undang Dasar 1945 pun mengatur bahwa segala warga negara bebas menjalankan agamanya masing-masing, tidak ada intimidasi maupun sindiran-sindiran yang menghancurkan kerukunan antar umat beragama, kalau ada orang yang melakukan hal-hal negatif berarti mencederai cinta kasih Tuhan dan melawan ajaran agama,” paparnya.
Orang yang menjalankan agama, lanjut Mahfud seperti kebaktian yang dilaksanakan hari ini, pastilah dia santun dan cinta sesama, jika kita santun dan ramah maka Indonesia akan lebih baik apabila rakyat menjalankan agamanya masing-masing tanpa saling mengganggu. Itulah sebabnya pendiri negara memberi tempat yang baik bagi pemeluk agama tanpa melakukan pengukuran agama mayoritas atau minoritas. Semua agama difasilitasi dan semua agawa dilindungi.
“Pemeluk agama juga tidak boleh merasa paling benar karena hal itu melanggar kehendak Tuhan. Itu sebabnya, pemerintah harus mendorong setiap agama untuk menjalankan ibadahnya dan memberi perlindungan terhadap semua agama dalam menjalankan ibadahnya,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, panitia telah menyiapkan beberapa ekor merpati dan balon untuk dilepas sebagai pertanda dimulainya acara Perayaan Natal dan Syukuran Tahun Baru 2013. Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari Letjen (Purn) Luhut Panjaitan yang mengatakan bahwa pendidikan adalah kunci dari segalanya. Itu sebabnya, lewat perayaan Natal ini hendaknya orangtua benar-benar mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang lebih baik.
“Kita harus bisa melihat kondisi di negeri tercinta ini dengan jeli. Kita sebagai bagian dari negeri ini harus memberi kontribusi yang terbaik. Untuk memberi kontribusi terbaik salah satu caranya adalah lewat pendidikan,” tandasnya.
Mewakili Walikota Medan Drs. Dzulmi Eldin,MSi, Asisten I Bidang Pemerintahan Pemprovsu Hasiholan Silaen mewakili Plt. Gubsu, Ketua PGI Wilayah I Sumut Pdt. Jamilin Sirait serta sambutan lainnya.
Selesai kata-kata sambutan, acara dilanjutkan dengan ibadah Natal mengumandangkan lagu-lagu pujian penyembahan. Selanjutnya renungan Natal disampaikan oleh Ephorus HKBP Pdt. WTP Simarmata,MA yang mengangkat renungan sesuai dengan Tema Perayaan Natal Oikumene “Allah telah Mengasihi Kita,” diambil dari 1 Yohanes 4 : 19. Kemudian dilanjutkan dengan doa syafaat yang dibawakan oleh Uskup Agung Medan Mgr. Anicetus B Sinaga, OFMCap. Setelah doa penutup dan doa berkat, acara dilanjutkan dengan acara saat teduh, dimana jemaat berdoa secara pribadi karena acara ibadah telah selesai dan berjalan dengan baik.
Pantauan SWATT Online di lokasi acara, terlihat aparat kepolisian berjaga-jaga di pintu masuk dan pintu keluar stadion. Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro didampingi Kapolresta Medan Kombes Pol Monang Situmorang terlihat hadir dalam acara.
Menurut Kapolresta melalui Wakapolresta AKBP Pranyoto menegaskan bahwa untuk pengamanan Perayaan Natal Oikumene ada sekitar 1.015 personil yang diturunkan. Pengamanan juga melibatkan personil dari satuan lainnya seperti Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemprovsu termasuk TNI. Dua jam sebelum kegiatan digelar, petugas terlebih dahulu melakukan sterilisasi dan setiap umat yang mau masuk ke acara, di pintu masuk aparat kepolisian melakukan pemeriksaan barang-barang bawaan seperti tas. Tidak hanya itu, aparat kepolisian juga menyiapkan beberapa ekor anjing pelacak sekadar berjaga-jaga mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. | James P. Pardede