Wanita yang mengkonsumsi banyak sayur, buah, dan makanan berprotein tinggi akan menurunkan kemungkinan memiliki anak menderita leukemia.
Para peneliti dari University of California, Berkeley, Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa wanita yang mengonsumsi lebih banyak sayuran, buah, dan makanan mengandung protein sebelum kehamilan akan menurunkan risiko leukimia pada anak mereka, serta kanker pada masa kanak-kanak, yang banyak ditemui di Negeri Paman Sam tersebut. Peneliti membandingkan 138 wanita, yang memiliki anak didiagnosis menderita acute lymphoblastic leukimia (ALL), dengan kelompok kontrol berisikan wanita dengan anak-anak tidak menderita kanker. Anak-anak dari semua wanita dalam penelitian ini dipilih berdasarkan persamaan jenis kelamin, usia, ras, dan tempat kelahiran.
Setelah membandingkan makanan para wanita itu dalam kurun waktu 12 bulan sebelum kehamilan, para peneliti menemukan bahwa konsumsi sayuran, buah-buahan, dan makanan dalam kelompok protein lebih tinggi akan menurunkan kemungkinan memiliki anak yang menderita leukimia. ”Pengeksposan janin pada faktor nutrisi sangat berhubungan dengan apa yang dimakan oleh sang ibu,” kata Christopher Jensen, ahli epidemiologi nutrisi di University of California, Berkeley, yang memimpin penelitian tersebut. ”Temuan ini menunjukan betapa pentingnya bagi wanita yang berharap untuk hamil, dan juga wanita yangv sedang hamil, untuk memahami bahwa nutrisi penting yang terdapat dalam sayuran, buah, dan makanan yang mengandung protein, seperti daging, ikan, buncis dan kacang-kacangan, mungkin dapat melindungi kesehatan janin mereka.
Beberapa penelitian yang sudah dilakukan tentang makanan ibu dan risiko kanker pada anak hanya meneliti makanan atau suplemen tertentu, dan hasilnya sangat bervariasi. Penelitian ini adalah usaha pertama untuk meneliti pola makanan wanita secara keseluruhan, dan hubungannya dengan pertumbuhan leukimia pada anak.
Meski penelitian hanya meneliti makanan yang dimakan satu tahun sebelum, mereka mengatakan penelitian menunjukkan bahwa pola makanan para wanita tersebut tetap stabil selama kehamilan. ”Pola umum apa yang anda suka dan tidak suka makan tidak mengalmi perubahan selama kehamilan’” kata peneliti lain, Gladys Block. ”Jika anda tidak suka hati sebelum hamil, maka anda akan tetap tidak suka hati selama hamil.”
Dalam kelompok makanan buah-buahan dan sayuran, makanan tertentu, termasuk wortel , kacang panjang dan cantaloupe, menunjukan hubungan terkuat dengan penurunan kemungkinan anak terkena leukimia. Peneliti menunjukkan bahwa keuntungan nutrisi, seperti caretenoid, dalam makanan tersebut sebagai faktor p[erlindungan utama.
”Temuan ini konsisten dengan penelitian mengenai keuntungan makan buah-buahan dan sayuran dalam mencegah kanker pada orang dewasa,” tambah Block. ”Pesan positif dari penelitian ini bahwa para ibu dapat mentransfer keuntungan tersebut pada anak mereka.”
Peneliti juga mempelajari kegunaan suplemen vitamin, tetapi mereka tidak menemukan hubungan penting secara statistik terhadap risiko leukimia pada anak.
Salah satu temuan mengejutkan dari penelitiin ini adalah timbulnya sumber protein , seperti daging sapi dan kacang-kacangan sebagai kelompok makanan utama dalam menurunkan risiko leukimia pada anak. ”Keuntungan pada bidang kesehatan dari buah-buahan dan sayuran sudah diketahui sejak lama. Yang kami temukan dalam penelitian ini bahwa kelompok makanan berprotein juga sangat penting,” tambah Block lagi.
Dalam penelitian lebih lanjut, para peneliti menemukan bahwa glutathione adalah anti oksidan yang ditemukan pada daging dan kacang polong, dan juga mempunyai peran penting dalam sintesa dan perbaikan DNA, dan juga detoksifikasi beberapa bahan berbahaya.
Panduan nasional menyarankan paling tidak orang makan buah dan sayuran 5 kali sehari, dan 2-3 porsi makanan dari kelompok protein.
Kini semakin banyak ilmuwan percaya bahwa perubahan genetik yang berhubungan dengan kanker dimulai di rahim. Penelitian pada anak-anak penderita leukimia sebelumnya menemukan bahwa contoh darah yang diambil saat kelahiran terbukti positif untuk penenda genetik yang sama, yang kemudian ditemukan pada kanker. ”Hal ini kembali pada peribahasa bagi ibu yang sedang hamil bahwa dia makan untuk dua orang, ” ujar Patricia Buffler, anggota tim peneliti. ”Kami mulai melihat pentingnya lingkungan kehamilan, karena kejadian yang menimbulkan leukimia munkin dimulai di rahim. Leukimia adalah penyakit yang sangat kompleks dengan berbagai faktor risiko. Temuan ini menunjukkan bahwa keadaan nutrisi dalam rahim dapat menjadi salah satu faktor tersebut. (Ethical Digest No.8, th II, Oktober 2004; hal 62-63)