MAKASSAR, BKM — Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Kapolrestabes) Makassar, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Muhammad Nur Samsul, Minggu (20/3) menyatakan saat ini Makassar dalam status waspada teror bom. Untuk itu, ia meminta warga Makassar meningkatkan kewaspadaanya terhadap hal-hal yang mencurigakan. Apalagi setelah seorang warga perumahan Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Marten Tandu menerima paket kardus yang dikirim orang tak dikenal yang diduga berisi bom beberapa hari lalu.
“Makassar dalam situasi waspada. Paket ini mengindikasikan sudah ada upaya teror yang masuk,” ujar Nur Samsul, usai meninjau lokasi peledakan kardus yang diduga berisi bom di kantor Kepolisian Sektor Tamalanrea.
Sejak isu teror bom kiriman marak terjadi di Jakarta, menurut Nur Samsu, pihaknya langsung mengeluarkan instruksi untuk melakukan proteksi serupa. Sosialisasi kepada masyarakat digencarkan agar melapor dengan cepat jika mendapatkan kiriman yang tidak jelas asalnya.
Menurut Nur Samsul teror bom ini harus tetap diwaspadai untuk menghindari kemungkinan terburuk. Ia juga mengingatkan kepada jajarannya agar tidak menganggap sepele semua informasi masyarakat.
Sebagai antisipasi menyeluruh, Polrestabes Makassar telah menyebar personel ke berbagai obyek vital dan fasilitas umum. Mereka bekerjasama dengan petugas satuan pengamanan setempat. “Utamanya tempat perbelanjaan, hotel dan kantor-kantor pemerintahan baik negeri maupun swasta,” ujar Nur Samsul.
Selain itu, polisi juga gencar melakukan pengawasan di kompleks-kompleks perumahan. Bukan hanya itu, Polrestabes juga berkoordinasi dengan tim Gegana untuk senantiasa siaga mengantisipasi adanya laporan warga.
Sejak kasus teror bom buku melanda Indonesia, sudah dua kasus teror bom terjadi di Sulsel. Yang pertama terjadi di kompleks BTP.
Dimana, Marten Taddu, warga Bumi Tamalanrea Permai, Jalan Kejayaan Timur Blok i No 355 menerima paket dari orang tak dikenal seberat 3 kg dari PT Kerta Jaya dari Papua.
Saat Marten menerima paket tersebut yang sebelumnya diterima oleh anaknya, langsung merasa curiga. Marten kemudian melaporkan hal itu ke Polsek Tamalanrea yang masih satu kompleks dengan rumahnya. Aparat Polsek Tamalanrea lalu mulai bergerak mengambil paket tersebut dan dibawa ke kantor Polsek sekitar pukul 17.00 sore. Paket itupun sempat disimpan semalam di kantor Polsek Tamalanrea. Pagi harinya Kapolsek menghubungi satuan Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) Polda. Tim Jihandak yang mendeteksi paket tersebut menggunkan alat deteksi GT 200 menemukan hal yang mencurigkan.
Sekitar pukul 10.00 tim kemudian meledakkan paket tersebut di halaman belakang Polsek Tamalanrea. Tercatat tiga kali ledakan yang terdengar dari paket tersebut. Saat dilakukan pemeriksaan lebih jauh polisi menemukan sejumlah pakian bekas, taplak meja, lima buah sendok stainles, palu dan ember cet ukuran 5 kg dan beberapa helai pakian bekas.
Kasus kedua terjadi di Parepare, saat sebuah gereje menerima kiriman buku. Dimana di sampul kardus tersebut ditulis nama Yunus. Namun, tak ada jemaat gereja bernama Yunus. Akhirnya pihak gereja melaporkan ke polisi dan setelah diperiksa oleh tim Gegana Polda, ternyata tak ada bom dan isinya hana buku agama.
Secara terpisah, Kapolda Sulselbar Irjen Pol Johny Wainal Usman meminta seluruh lapisan masyarakat melaporkan ke polisi jika menemukan barang atau peket mencurigakan.
“Kita dari kepolisian meminta dengan sangat agar masyarakat proaktif membantu keamanan dan ketertiban masyarakat. Salah satunya dengan sesegera mungkin melaporkan apabila menemukan barang yang mencurigakan,” ujar Kapolda menyikapi teror bom yang mulai menjalar ke wilayah Sulsel kepada BKM, Minggu (20/3).
Menurut Kapolda, laporan dini masyarakat sangat diperlukan untuk meminimalisir dampak teror. Setidaknya, kata dia, polisi bisa dengan segera melakukan sterilisasi tempat atau lokasi.
“Jangan melakukan hal yang gegabah. Sebaiknya langsung lapor polisi saja,” terangnya.
Sumber: beritakotamakassar.com