Jaksa Mesir mengatakan bekas Presiden Hosni Mubarak dan dua anak laki-lakinya akan diadili atas tuduhan terkait kematian demonstran ketika terjadi pergolakan yang mengakibatkan mundurnya Mubarak.
Kantor berita Mesir mengumumkan keputusan itu hari Selasa. Kelompok-kelompok yang menuntut Mubarak diadili merencanakan protes besar di Kairo pada hari Jumat.
Tuduhan-tuduhan terhadap Mubarak dan anak laki-lakinya Gamal dan Alaa termasuk penyalahgunaan kekuasaan dan menghambur-hamburkan uang rakyat dan juga pembunuhan terhadap demonstran pro demokrasi awal tahun ini.
Pengumuman itu keluar setelah pihak berwenang Mesir minggu lalu membebaskan istri Mubarak setelah ia setuju untuk menyerahkan uang sekitar 3,4 juta dolar dari dua rekening bank dan sebuah villa di Kairo.
Pihak berwenang menahan Suzanne Mubarak atas tuduhan korupsi karena diduga menyalah gunakan pengaruh suaminya untuk keuntungan pribadi yang melanggar hukum. Mubarak dan dua anak laki-lakinya tetap ditahan.
Gamal Mubarak tidak punya jabatan resmi dalam pemerintahan namun ia memegang posisi penting dalam Partai Demokratik Nasional yang berkuasa sebelumnya dan dianggap sedang disiapkan untuk menggantikan ayahnya. Saudara laki-lakinya Alaa adalah pengusaha terkenal yang juga tidak punya jabatan resmi.
Dewan militer yang berkuasa menampik laporan-laporan media minggu lalu mengenai kemungkinan Mubarak diampuni.
Sementara itu, Amnesty International mendesak Mesir agar mengambil langkah tambahan untuk membantu para korban tindakan keras pemerintah terhadap demonstrasi oposisi sebelum pengunduran diri mantan Presiden Hosni Mubarak bulan Februari.
Organisasi hak asasi yang berbasis di London itu merilis laporan hari Kamis yang mengatakan pemerintah perlu membayar biaya pengobatan untuk orang-orang yang luka parah dalam tindakan keras tersebut.
Amnesty mengatakan pihaknya punya bukti bahwa pasukan keamanan memperlihatkan “sikap tidak perduli terhadap nyawa manusia” ketika mereka berusaha menghentikan demonstrasi menentang Presiden Mubarak.
Organisasi itu mengatakan lebih 6.000 orang luka-luka dalam pergolakan itu, sebagian diantara mereka untuk selama-lamanya. Amnesty mengatakan sekurang-kurangnya 840 orang tewas.|SWATT Online|