Di Kabupaten Malang dalam satu minggu ini marak kasus bunuh diri. Salah satu penyebab bunuh diri di antaranya adalah masalah cekcok keluarga. Dan pelaku bunuh dirinya justru sang suami.
Pada 27 Juli lalu misalnya, Purwanto, 25, warga Desa Gondanglegi Kulon, Kecamatan Gondanglegi berniat bunuh diri karena diancam cerai dengan istrinya. Purwanto naik tower ketinggian 50 meter. Namun aksi bunuh diri Purwanto bisa digagalkan setelah dibujuk anak dan istrinya.
Keesokan harinya pada 28 Juli, Tumin Darminto, 53, Dusun Putuksari, Desa Plaosan, Kecamatan Wonosari juga ditemukan bunuh diri. Bapak tiga anak tersebut bunuh diri dengan selingkuhannya bernama Entri Widyastanti, 46, seorang guru di SMP 2 Kepanjen. Mereka bunuh diri dengan minum racun serangga di Pantai Ngliyep.
Kemarin (2/8), giliran Sukir, 35, warga Desa Sidorejo RT 22 RW 9, Kecamatan Pagelaran yang bunuh diri. Dia diduga bunuh diri dengan meminum potas. Perbuatan Nekat Sukir diduga karena mengalami persoalan dengan Supriati, istrinya.
Sukir menjalankan aksi bunuh dirinya sekitar pukul 13.00. Sebelum ditemukan tewas, sudah dua minggu terakhir Sukir pulang ke rumah orang tuanya yang berjarak sekitar 300 meter dari rumah mertuanya. Selama pisah ranjang dengan istrinya, Sukir tak menjelaskan penyebab kepergiannya ke rumah orang tuanya. “Memang beberapa minggu terakhir keluarga mereka kurang harmonis. Penyebabnya masih kami selidiki,” kata Kapolsek Pagelaran AKP Karmidi.
Menurut Karmidi, kemarin Sukir mengunjungi rumah mertuanya. Saat ke rumah mertuanya, Sukir tak mendapati Supriati di rumahnya. Di dalam rumah itu hanya terdapat Solikah, 52 dan Solikan, 55, mertua Sukir. Dari keterangan mertuanya, Supriati pergi sejak pagi hari untuk membayar listrik. Mendapat jawaban dari mertuanya, Sukir terdiam dan duduk di ruang tamu.
Beberapa waktu kemudian, istrinya pulang. Melihat Supriati datang, Sukir meminta agar istrinya mengambilkan air putih. “Permintaan korban tidak didengarkan istri,” tambah Karmidi.
Diduga karena sakit hati tidak diperhatikan oleh istri, Sukir lantas mengambil air putih sendiri. Selanjutnya dia masuk ke kamar Supriati. Sejak masuk kamar itulah, Sukir tidak keluar sama sekali. Lebih dari 30 menit Sukir tidak keluar kamar, Supriati menyusul ke dalam. Saat membuka selambu kamar, Supriati melihat suaminya terkapar di lantai. Dari mulutnya keluar busa putih.
Dari hasil olah TKP (tempat kejadian perkara), polisi menemukan satu bungkus plastik kecil potas dan gelas kaca putih yang masih berisi air. Barang bukti tersebut langsung diamankan ke polsek untuk dimasukan ke Laboratorium Forensik Polda Jatim.
sumber: jawapos.co.id